Ekonomi dan Bisnis

Jatuh Bangun, Bangkrut dan 27 Kali Gagal, Kini Pengusaha Plafon Andreas Kurniawan Sukses Berbisnis

Sebelum jadi pengusaha plafon yang sukses dengan omzet miliaran rupiah per tahun, pria kelahiran Kendal, Jawa Tengah ini berulang kali jatuh bangun.

Editor: Elpianur Achmad
(Kontan dok pribadi)
Andreas Kurniawan 

Di tahun yang sama, dia juga berhenti berdagang minuman jahe gara-gara saudara berhenti produksi. Tambah lagi, ia beberapa kali kena tipu.

“Jualan minuman jahe saja saya sudah kena tipu, produk sudah saya kasih tapi enggak dibayar-bayar,” kenang dia, yang sempat kuliah ekstensi di Jurusan Ilmu Politik Universitas Diponegoro saat melakoni ketiga usaha tersebut, tapi tidak lulus.

Tak lama kemudian, ia menutup usaha pembuatan tas alat musik. Lagi-lagi, Andre kena tipu. Yang menipu adalah mitra bisnisnya.

“Semua pesanan dia yang tangani, tapi uangnya tidak pernah masuk ke saya. Tahun kedua bisnis ini jalan, saya putuskan tutup,” kata Andre yang hobi memetik gitar.

Baca: Tukang Bubur Ini Viral, Lamar Calon Istri dengan 2 Sapi Limousin, Sepeda Motor dan 20 Gram Emas

Lantaran masih punya utang ke bank, sementara semua tabungannya sudah ludes, dengan berbekal keahliannya, dia memutuskan menjadi guru privat bahasa Jepang. Yang jadi muridnya, antara lain mahasiswa yang berencana studi ke Jepang dan karyawan yang akan bekerja di Negeri Sakura.

Seiring jumlah murid yang makin banyak, Andre pun membuka tempat kursus pada 2009 dengan mengontrak sebuah rumah di dekat kampus Universitas Diponegoro, Semarang. Ia juga mempekerjakan dua pengajar. Namun, “Awal 2010 saya tutup karena muridnya semakin berkurang,” ujar dia.

Akhir 2010, Andre masuk ke bisnis kayu, bermodal uang hasil pinjaman bank dari menggadaikan aset milik orangtuanya. Ia berani terjun ke bisnis ini karena mendapat pesanan ribuan ton kayu langsung. Setelah keliling Sumatra, dia mendapat pemasok dari Jambi.

Dasar apes, Andre kena tipu lagi. Bisnis berjalan setahun, sang mitra kabur ke Thailand membawa pergi uangnya. “Kerugian mencapai Rp 4 miliar. Saya masuk ke bisnis gede, dan jeblok gede banget,” bebernya.

Sejak itu, hidupnya kacau balau. Sebab, utangnya segunung. Tiap hari, penagih utang silih berganti datang ke rumah. Maklum, ia meminjam uang dari 16 lembaga keuangan.

Belajar SEO
Berkat dorongan sang istri, Andre bangkit. Dia berjualan apa saja, mulai pakaian, makanan, hingga komputer, sambil mengajar privat bahasa Jepang. Ia juga memberi pelatihan di perusahaan jasa TKI yang mengirim pekerja ke Jepang.

Pada 2012, Andre mendapat tawaran berjualan plafon dari mentor bisnisnya. Awalnya, ia menjalani usaha ini bersama seorang mitra. Tapi akhirnya, dia memutuskan untuk jalan sendiri.

Andre jualan lewat internet dengan memanfaatkan kanal-kanal gratis, seperti media sosial Facebook dan situs jual beli OLX. Untuk itu, dia belajar soal search engine optimization (SEO), dengan ikut pelatihan dan seminar, serta baca buku.

Baca: Polisi Dihajar Istri hingga Masuk UGD RS Gara-gara Fotonya Menolong Wanita Korban Kecelakaan Viral

Selama setahun merintis usaha ini, Andre benar-benar melakoninya seorang diri. “Saat ada yang pesan, saya datangi tempatnya, saya ukur, saya gambar, saya belanja barang, lalu saya pasang sendiri. Pulang ke rumah bikin invoice dan saya tagih sendiri,” bebernya.

Dapat proyek besar
Sejalan dengan order yang terus meningkat, Andre mengajukan diri menjadi distributor Shunda Plafon area Semarang. Ia pun mendatangi pemasok utama plafon yang membawahi wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. “Melihat pembelian saya yang tinggi, saya akhirnya ditunjuk jadi distributor Semarang pada 2013,” kisahnya.

Bisnisnya semakin berkembang. Dia lalu menyewa ruko di dekat Rumahsakit Umum Pusat Dr Karyadi pada 2014 untuk dijadikan kantor. Ia mulai mempekerjakan seorang karyawan.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved