Berita Kesehatan

Makan Daging Kambing Bikin Hipertensi Ternyata Hanya Mitos! Nggak Percaya? Ini Kata Ahlinya

Namun, tak jarang kita masih dihantui ketakutan kalau makan daging kambing terlalu banyak bisa menyebabkan hipertensi.

Editor: Didik Triomarsidi
tribun surabaya
Daging kambing 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Iduladha 1440 Hijriah telah tiba. Artinya berbagai olahan daging kambing akan segera melengkapi meja makan kita.

Namun, tak jarang kita masih dihantui ketakutan kalau makan daging kambing terlalu banyak bisa menyebabkan hipertensi.

Adanya mitos tersebut pun membuat orang dengan riwayat hipertensi jadi berpikir dua kali lipat jika ingin ikut menyantap panganan dari olahan daging kambing.

Namun benarkah daging kambing memicu hipertensi?

Untuk meluruskan mitos daging kambing jadi pemicu hipertensi, Kompas.com menghubungi Dr Tunggul SpPD KGH dari RS Cipto Mangunkusumo, Jumat (9/8/2019).

Baca: SEKARANG Siaran Langsung Indosiar! Link Live Streaming Persija vs Bhayangka FC Liga 1 2019 Vidio.com

Baca: Hina Mbah Moen, Pemilik Akun Facebook Ini Minta Maaf, Ketua Barisan GusDur: Tak Ada Raut Penyesalan

Baca: VIRAL SAPI NGAMUK - Jelang Dipotong, Sapi Ini Ngamuk di Masjid Lalu ke Pemukiman, Warga Berlarian

" Daging kambing itu tidak ada kaitannya dengan hipertensi. Itu tidak betul, kalau makan daging kambing Anda bisa terkena hipertensi," kata Tunggul.

Tunggul menegaskan, yang menjadi penyebab hipertensi bukan dagingnya tapi kandungan garamnya.

"Makan daging (kambing) itu enggak apa. Tapi asupan garamnya itu yang jadi penyebab utama hipertensi," imbuh dia.

Lebih lanjut Tunggul menjelaskan, mekanisme kenapa garam bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah meningkat, melalui uraian berikut:

Macam-macam hipertensi

1. Hipertensi primer

Hipertensi atau tekanan darah tinggi primer umumnya dimiliki orang yang memiliki keturunan terkena hipertensi.

Tunggul mengatakan, kadang kala orang yang memiliki hipertensi primer tidak diketahui asalnya.

"Maksudnya bisa dibilang faktor gen. Tapi gen secara jelasnya masih belum diketahui, karena tidak selalu dari keturunan orangtuanya," papar dia.

Nah, 90 persen kasus hipertensi merupakan hipertensi premier.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved