Berita Kalteng
100 Orang Komponen Masyarakat Kalteng Berembuk Tangkal Terorisme dan Hoax
Upaya menangkal bahaya terorisme terus digaungkan oleh lembaga terkait termasuk memberikan penjelasan tentang ciri-ciri berita bohong atau hoax
Penulis: Fathurahman | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Upaya menangkal bahaya terorisme terus digaungkan oleh lembaga terkait termasuk memberikan penjelasan tentang ciri-ciri berita bohong atau hoax yang bisa menghancurkan kebersamaan dan persatuan bangsa.
Rembuk 100 orang anggota berbagai komponen masyarakat antara lain aparat kelurahan, Insan Pers dan Mahasiswa di Palangkaraya, tersebut sebagai upaya pencegahan gerakan radikalisme dan terorisme termasuk penyebaran berita bohong.
Saat ini panitia telah mempersiapkan kegiatan rembuk antar lembaga tersebut.
Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerjasama Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) Pusat dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalteng, yang akan digelar di hotel Aquarius Palangkaraya pada Kamis, 29 Agustus 2019 mendatang.
Baca: Nazar Mulan Jameela Jika Jadi Anggota DPR RI Pernah Disebut, Eks Duet Maia Estianty Menang Gugatan
Baca: Nasib Song Hye Kyo & Song Joong Ki Mendadak Dikaitkan Ammar Zoni & Irish Bella yang Pamer Kemesraan
Baca: Lokasi Ibu Kota Baru di Penajam Kaltim Masih Alami, Aiman Kaget Lihat Ada Papan Peringatan Buaya
Menurut Ketua Bidang media massa FKPT Kalteng, sosialisai dan Hukum H Sutransyah Selasa (27/8/2019) mengatakan narasumber DR Kolonel Sigit Karyadi (BNFT), Vivi Sumanto (praktisi komunikasi) dan HM Haris Sadikin (Ketua PWI Kalteng).
Mantan Ketua Umum HMI, KAHMI dan PWI Kalteng ini, memberikan pemahaman tentang tujuan hingga kegiatan tersebut digelar yakni memberikan masukkan betapa pentingnya pencegahan terorisme kepada peserta yang diundang dalam kegiatan tersebut.
Selain itu juga, memberikan gambaran secara jelas dari pemateri dampak negatif internet.
Penting juga dipahami peserta tèrkait ancaman, kerawanan, hingga perkembangannya.
Sebagai bagian dari Kewaspadaan bersama dan upaya pencegahan.
"Rembuk, penyampaian informasi seputar pencegahan terorisme, teknis pengenalan berita bohong, ujaran kebencian dan informasi bersifat negatif serta upaya penyampaian positif," jelas Sutran panggilan akrabnya.
banjarmasinpost.co.id/faturahman
