Ekonomi dan Bisnis
Pedagang E-Commerce Sambut Baik Regulasi Bea Masuk Barang Impor
pedagang e-commerce dari Banjarmasin, Adam Nugraha Wiradhana menyambut baik kebijakan pemerintah memberlakukan bea masuk bagi produk-produk impor
Penulis: Mariana | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kementerian Keuangan bakal menerapkan bea masuk barang impor terhadap transaksi cross border atau lintas batas antarnegara melalui e-commerce. Yang mana transaksi tersebut kian marak terjadi di Indonesia.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi mengatakan, pemerintah sedang menggarap kebijakan ini dan ditargetkan bisa berlaku dalam dua pekan ke depan.
Terkait hal itu pedagang e-commerce dari Banjarmasin, Adam Nugraha Wiradhana menyambut baik kebijakan pemerintah memberlakukan bea masuk bagi produk-produk impor yang makin membanjiri pasar e-commerce domestik.
"Sangat bersyukur adanya kebijakan ini. Karena sangat membantu pelaku UMKM dan e-commerce di Indonesia khususnya di Banjarmasin," jelas pria yang juga sebagai Ketua Komunitas Kampus Shopee Banjarmasin.
Baca: Penampakan Mata Thareq Kemal, Putra BJ Habibie yang Selama Ini Ditutupi Layaknya Nick Fury Avengers
Baca: Kabut Asap Ancam Kesehatan Siswa, Disdik Kalsel Keluarkan Imbauan untuk Jenjang SMA
Baca: Kesombongan Merry Bikin Raffi Ahmad Sebut Nama Allah, Suami Nagita Slavina Minta si Asisten Kembali
Baca: Sidang Dugaan Pencabulan Pimpinan Pondok Pesantren Limpasu, Junaidi Bantah Keterangan Saksi
Ditambahkannya, selama ini pelaku e-commerce di Indonesia termasuk dia sendiri mengaku sangat terganggu dengan sejumlah seller dari luar negeri yang berjualan di Indonesia dengan harga yang sangat murah.
Hal ini menurutnya akan membuat UMKM di Indonesia tersaingi secara tidak sehat di negeri sendiri.
Dia pun bercerita pernah beberapa waktu lalu membeli barang impor yang kemudian dijual kembali di luar negeri. Secara kualitas, barang tersebut masih di bawah standar.
"Pernah dulu saya coba jual dropship barang-barang seperti alat dapur unik, alat olahraga, aksesoris untuk hobby otomotif, dan aksesoris hewan peliharaan ke pasar Amerika dan Eropa, cukup laku terjual dengan profit 100-200 persen," ungkapnya.
Pemasaran ke kawasan Amerika dan Eropa tersebut menggunakan FB Ads dan Shopify. Barang diimpor atau belanja langsung dari marketpalce China, Aliexpress dan dikirim melalui Alistandard. Barang akan sampai sekitar 3 pekan.
"Kalau barang rusak sebenarnya ada jaminan, namun cukup rumit dan mahal karena harus ajukan pengembalian ke China," imbuhnya.
Kelebihan dari seller China, dikatakan Adam mereka diberi kemudahan akses dalam berjualan di marketplace Shopee dan Lazada untuk memasarkan produknya hingga ke kawasan Asia Tenggara.
"Sekarang sudah berhenti jual barang impor, karena lagi konsentrasi membesarkan produk umkm, karena merasa harus memperkuat UMKM Indonesia agar menjadi raja di rumah sendiri, syukur-syukur bisa ekspor produk," tukasnya.
Sementara itu, salah seorang mahasiswi ULM, Ani mengaku kerap membeli barang impor di berbagai marketplace.
"Selain harga barangnya yang murah, ongkos kirimnya juga murah sekali. Ke Banjarmasin saja bisa Rp 0. Kalau produk lokal malah ongkirnya yang mahal," kata dia.
Baca: Kabar Terbaru Kasus Kriss Hatta vs Antony Hillenaar, Seteru Billy Syahputra Ngadu ke Presiden Jokowi
Baca: BNNP Kalsel Ciduk Dua Orang, Satu Oknum Lapas Banjarmasin , Temukan 340 Butir Ineks
Baca: Skandal Lucinta Luna dan Mantan Vanessa Angel Terbongkar, Bibi Ardiansyah Seret Nama Luna Maya
Adanya kebijakan bea masuk barang impor, Ani mengaku keberatan. Karena pemberlakukan regulasi itu menurutnya akan memberatkan konsumen.
Dia pun berharap pemerintah bisa menekan mahalnya nominal ongkos kirim yang dibebankan di wilayah domestik agar mampu bersaing dengan produk impor. (Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
