Berita Banjarbaru

Kemenko Perekonomian Terus Genjot Iklim Investasi, Berikut Investasi Asing di Kalsel

Pemerintah serius untuk mempermudah investor masuk dan berinvestasi di Indonesia. Langkah yang ditempuh adalah pembuatan aturan hukum Omnibus law

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/huda
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso saat memberikan pemaparan di Rembuk Nasional Gerakan Indonesia Mandiri dengan tema Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia Mandiri di rangkaian acara Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental (PKNRM) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (20/9/2019) 

Gubenur Kalsel, H Sahbirin Noor melalui Kepala Dinas PMPTSP Kalsel, Nafarin, mengatakan akan menaati aturan jika itu sudah diundangkan.

"Jika itu sudah diundangkan dan diterapkan, kita di Pemda harus menyesuaikan," tandasnya.

Tapi dijelaskan Nafarin, pastinya dengan aturan itu akan berimbas baik untuk iklim investasi di Indonesia dan Kalsel pasti akan kena imbasnya.

"Ya kita tunggu dengan baik untuk penerapan aturan ini, dan kami yakin ini akan berimplikasi bagus," kata dia.

Sebagai Informasi, Nafarin menjelaskan di Kalsel sejauh ini iklim investasi masih baik.

Perusahaan Asing atau penanaman Modal Asing (PMA) meminati Kalsel sebagai tempat bisnis mulai meningkat.

Data dari Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (PMTSP) Kalsel terekam ada 14 negara yang berinvestasi di Banua.

Hingga semester pertama 2019 ini sudah 148 proyek yang dijalankan oleh para perusahaan asing dari berbagai sektor

Nafarin menjelaskan dari 148 proyek itu, realisasi PMA pada semester pertama tercatat sudah Rp3,32 triliun.

Jumlah realisasi PMA sendiri, Nafarin menyebut paling banyak berada di Banjarmasin dengan realisasi mencapai Rp1,5 triliun.

Sementara terbanyak kedua ada di Tabalong dengan nilai investasi sudah Rp1,1 triliun.

"Sedangkan negara yang paling banyak berinvestasi pada semester pertama 2019 ialah Malaysia dengan realisasi Rp1,6 triliun. Disusul Korea Selatan dengan total investasi Rp667 miliar," ungkap Nafarin.

Dia menambahkan, para PMA banyak yang berinvestasi di sektor pertambangan dengan jumlah 32 proyek.

Sedangkan, terbanyak kedua ialah sektor industri makanan 27 proyek.

Tapi kalau dilihat dari nilai investasinya, Nafarin menyebut terbanyak datang dari sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved