Berita Banjarmasin

Berangkat Pakai Biaya Kampus, Karateka Tutut Hastuti Raih Medali Untuk Banua di Pomnas Karate

Tutut Hastuti yang bertanding di kategori kumite -61 Kg putri berhasil membawa pulang medali perunggu untuk banua.

Penulis: Khairil Rahim | Editor: Elpianur Achmad
istimewa
Karateka Tutut Hastuti yang bertanding di kategori kumite -61 Kg putri berhasil membawa pulang medali perunggu untuk banua di Pomnas Karate 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Prestasi kembali diraih karateka Lemkari Gemilang Kalsel melalui even Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) di Jakarta, 24-25 September 2019.

Tutut Hastuti yang bertanding di kategori kumite -61 Kg putri berhasil membawa pulang medali perunggu untuk banua.

Mahasiswi Uniska Banjarmasin Fakultas Studi Islam Jurusan Ekonomi Syariah semester V ini sebelumnya juga meraih perunggu pada Kejurnas karate Lemkari di Jakarta, awal September tadi.

Pada Pomnas, babak pertama Tutut menang telak.7-0 atas atlet Kepulauan Riau; Dhea Ilfitria Maharani.

Lanjut babak kedua, Tutut harus berhadapan dengan atlet Sumut, Tri Winarni, yang notabene juga atlet pelatnas karate PB Forki.

Baca: Karateka Cilik Sampit Harumkan Nama Kalteng, Berawal Jadi Jawara di Tingkat Kecamatan

Baca: Juara Kejurnas Lemkari, 8 Karateka Kalsel Ini Langsung Tanding di Piala Panglima TNI ke VII

Baca: 7 Tahun Melatih Karateka di halaman Kodim 1010 Rantau, Senpai Ahmad Rodin Tak Pernah Pungut Biaya

Perlawanan Tutut dapat dihentikan Tri yang baru pulang dari kejuaraan karate internasional di Georgia tersebut, ia kalah 0-8.

Namun Tutut masih punya kesempatan memperebutkan juara tiga melalui babak referchange.

Menghadapi atlet Sulteng; Nadia Tri Wulandari, dengan mantap Tutut menang 4-0. Kemudian lanjut mengalahkan atlet Sulsel; Nirmala Saridevi, melalui kemenangan shensu (lebih dulu dapat poin) dengan skor 3-3.

"Alhamdulillah. Mampu mempersembahkan medali untuk Kalsel. Pengalaman berharga adalah saat menghadapi atlet Pelatnas. Kita bisa mengukur kemampuan," ungkap penyandang sabuk hitam Lemkari Dan 1 ini.

Perjuangan Tutut yang asal Desa Kayu Abang, Tanah Laut, di ajang Pomnas tidak gampang. Ia harus menjalani seleksi Pomda di Banjarmasin dan juara satu di kelasnya.

Sedianya semua juara di tiap kelas diberangkatkan ke Pomnas, namun Bapomi (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa) Kalsel tidak punya cukup dana dan memutuskan hanya 7 atlet dikirim, tidak termasuk Tutut.

Tutut pun kecewa dan sempat menangis. Jerih payahnya mengikuti seleksi jadi sia-sia. Impian berlaga di Pomnas menjadi sirna.

Syukurnya, pihak Uniska mau memberi solusi. Tutut dibiayai oleh kampusnya. Semangat tanding yang sempat padam kembali terbakar.

Baca: Karateka Kalsel Pecahkan Rekor Muri, Menpora Hadiri Puncak Haornas

Baca: Karate Lemkari Gemilang Raih Jawara Kejurnas Piala Menpora, Ini Medali yang Disabet Atlet Kalsel

Tutut mengajukan izin kuliah. Ia pulang kampung dan latihan rutin setiap hari, pagi dan sore di Dojo Kayu Abang, Tala, di bawah asuhan pelatihnya Sensei Adolf Bastian Lubis.

"Pelatih saya mengatakan. Kalau memang rezekimu bisa berangkat, insya Allah ada jalan menuju prestasi," seloroh Tutut.

Sempat ingin dibuang dari kontingen tim, akhirnya gadis yang kesehariannya bergamis ini mampu membuktikan, ia patut diperhitungkan sebagai atlet Pomnas Kalsel.
Banjarmasin post/khairil rahim

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved