Menguak Aura Kopi Bubuk Bumi Barakat

Aura Kuat Kopi Bubuk Aranio, Familiar di Coffee Shop & Cikal Bakal Peninggalan Era Millenial

Kehidupan pada era milenial saat ini kian menempatkan tren kongkow sambil ngopi sebagai gaya hidup. Coffee shop atau kedai kopi pun makin memjamur

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Didik Triomarsidi
banjarmasinpost.co.id/idda royani
Azhari menunjukkan biji kopi Aranio dari hasil kebunnya. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kehidupan pada era milenial saat ini kian menempatkan tren kongkow sambil ngopi sebagai gaya hidup. Coffee shop atau kedai kopi pun makin memjamur di mana-mana.

Saat ini hampir di seluruh kota di negeri ini mudah dijumpai coffee shop. Termasuk di Kota Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Apalagi daerah agraris ini sejak dulu memang dikenal memiliki kopi lokal yang punya 'aura' kuat.

Kopi Aranio, namanya. Kopi khas Bumi Barakat ini makin familiar, makin akrab di telinga warga Kalimantan Selatan terutama mereka para penyuka kopi.

Baca: Elza Syarief Makin Geram Karena Ulah Poppy Kelly pada Nikita Mirzani, Teman Farhat: Lapor Balik

Baca: KISAH NYATA, Suami Istri Adopsi Bocah Aneh, Ternyata Predator yang Beberapa Kali Ingin Membunuhnya

Baca: Minta Naik Gaji Gila-gilaan, Penghasilan Pogba Bakal Sama untuk Bayari Pemain 3 Klub Liga Inggris

Hal itu tak semata dikarenakan cita rasanya yang istimewa. Lebih dari itu ada faktor lain yang membuatnya memiliki daya tarik tersendiri yakni sejarah atau cikal bakal kebun kopi Aranio.

Publik belum banyak yang tahu bahwa kopi Aranio yang berada di Kabupaten Banjar telah berusia cukup tua, setidaknya puluhan tahun silam. Jauh lebih tua dari usia bangsa ini.

Biji kopi Aranio
Biji kopi Aranio (banjarmasinpost.co.id/idda royani)

Itulah kenyataannya, karena jauh hari sebelum bangsa ini mereguk kemerdekaan, kopi Aranio telah lama dibudidayakan oleh warga di Bumi Barakat.

Salah seorang petani Kopi Aranio di Kabupaten Banjar, Azhari, menuturkan cikal bakal kopi di daerah ini berasal sejak era penjajahan Belanda. "Begitu penuturan turun-temurun orangtua di sini" ucapnya, beberapa waktu lalu.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved