Berita Batola
Pemkab Batola Mempersilakan Warga Jejangkit Jemur Padi di Helipad yang Dibangun Senilai Rp 2 Miliar
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola, Murniati, mempersilahkan warga Desa Jejangkit Muara untuk memakai lahan heli
Penulis: Edi Nugroho | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola, Murniati, mempersilahkan warga Desa Jejangkit Muara untuk memakai lahan helipad area landasan pendaratan untuk helikopter presiden untuk lokasi jemur padi.
“Silahkan, pakai saja untuk menjemur padi. Ngga masalah. Tapi jangan sampai merubah bangunan seperti menambah bangunan di areal helipad. Siapa tahu Presiden Jokowi ada acara di Jejangkit, sehingga ngga perlu bangun Helipad lagi” kata Murniati, Senin (30/9/19).
Sementara Camat Jejangkit Kabupaten Batola, Mujiburahman menyatakan memang ada surat masuk kantor kecamatan setempat dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) Jejangkit agar bisa digunakan kegiatan para petani yang tergabung dalam gapoktan.
“Iya surat dari Gapoktan yang masuk ke kami untuk pemanfaatan helipad sudah masuk ke kami dan saya ikut tanda tangan dalam permohonan pemanfaatan heli pada,” katanya.
Baca: Kecemburuan Cut Meyriska pada 2 Artis Lawan Main Roger Danuarta Diungkap Raffi Ahmad
Baca: Mantan Suami Ayu Ting Ting, Enji Baskoro Buka Suara Terkait Izin Temui Bilqis : Dibukakan Pintu Hati
Baca: Kecemburuan Cut Meyriska pada 2 Artis Lawan Main Roger Danuarta Diungkap Raffi Ahmad
Setahu Mujib pembangunan heli pad pada lokasi HPS senilai Rp2 miliar tersebut dengan dana APBD provinsi Kalsel dan Pemkab Batola yang menyediakan lahan untuk pembangunan heli pad untuk rencana kedatangan Presiden RI Jokowi dan batal saat itu.
“Jadi status heli pad itu bisa ditanyakan ke Pemkab Batola atau Pemprov Kalsel, heli pada itu aset siapa. Apakah sudah ada hibah dari Pemprov Kalsel ke Pemkab Batola soal heli pad tersebut atau sebaliknya,” tegas Mujib.
Mujib melihat sisi positif dari surat penggunaan heli pada tersebut dari gapoktan untuk kegiatan pertanian dari pada heli pad mubazir atau ganggur. Namun dengan catatan ada prosedur yang ditempuh warga Jejangkit.
Mujib menambahkan justru aset lain peninggalan HPS yang sudah ada yangdimanfaatkan, yakni eks lokasi lahan parkir seluar dua hektar untuk para tamu dan pengunjung HPS di Desa Jejangkit, Kabupaten Batola 18 sampai 21 Oktober 2018 lalu.
“Saat sudah dibangun gudang alat mesin pertanian (alsintan) atau ware house di eks parkir tamu HPS seluas 2 hektar,” katanya.
(Banjarmasinpost.co.id/edi nugroho)
