Berita Batola
Kebakaran Lahan, 16 Ribu Lebih Pohon Jeruk Milik Kelompok Tani di Batola Terbakar
Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Batola membawa dampak yang luas, seperti para petani jeruk.
Penulis: Edi Nugroho | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kabupaten Batola membawa dampak yang luas, seperti para petani jeruk.
Dari data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kabupaten Barito seluas 84,6 hektare lahan dan 16.851 pohon tanaman jeruk jenis siam milik belasan kelompok tani di Kabupaten Barito Kuala, hangus terbakar paska Karhutla yang terjadi hingga 14 Oktober 2019.
“Iya seluas 84,6 hektare lahan dan 16.851 pohon tanaman jeruk jenis siam milik belasan kelompok tani terbakar,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kabupaten Barito Kuala Murniarti, Rabu (30/10/19).
Menurut Murniati, ribuan pohon jeruk tersebut tersebar di lima kecamatan yang ada di Batola. Namun terbanyak didapati di daerah Kecamatan Anjir Pasar, hingga sebanyak 3.005 pohon jeruk yang mati.
Baca: Badan Pengelolaan Pajak Batola Sambut Baik Tawarkan Kejaksaan Untuk Empat Gembok Setiap Rumah Walet
Baca: Dukung Pelaksanaan Operasi Zebra Intan, Polres HSU Berikan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Baca: Bekuk 59 Tersangka, Tertinggi Ungkap Operasi Antik Intan di Kalsel Bukti Keseriusan Polres Banjar
Dijelaskannya, lima kecamatan lain yang pohon jeruknya mati dan terdampak akibat karhutla ini yaitu di Kecamatan Cerbon, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Rantau Badauh, dan Kecamatan Marabahan.
“Dari jumlah terbanyak jumlah pohonya yang mati akibat dilahap si jago merah itu terjadi di Kecamatan Anjir Pasar, ” terangnya.
Murni menambahkan jika dihitung berdasarkan rumus ideal penanaman jeruk yang diterapkan di Batola seperti halnya 20 pohon untuk satu hektare lahan. Berarti ada kurang lebih seluas 84.6 hektare lahan kelompok tani perkebunan jeruk yang hangus terbakar selama ini.
“Hasil itu kita dapat berdasarkan koordinasi bersama dengan tim pendataan di lapangan dan bekerjasama dengan BPBD Batola sendiri,” katanya. (Banjarmasinpost.co.id/edi nugroho).
