Berita Banjarmasin
Perlu Latihan Setiap Hari, Penyandang Cerebral Palsy Masih Terkendala Tempat dan Jumlah Terapis
Ia mengatakan meski pada umumnya penderita cerebral palsy bersifat kerusakan pada otak sehingga tidak progresif, namun kemampuan-kemampuan tersebut
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Anak yang menyandang Cerebral Palsy memiliki hambatan yang kompleks.
Hal ini dikarenakan gangguan yang terjadi pada fungsi otak.
Sedangkan otak yang mengatur banyak fungsi pada manusia, tidak hanya mempengaruhi sistem motorik, sensorik, kognitif, bicara, pendengaran, penglihatan melainkan hingga segala fungsi lainnya.
Tidak heran jika penanganannya pun harus komprehensif serta memerlukan andil semua pihak yang sinergi.
Karena selain pada sisi medis, dalam hal gizi, terapi, makan, psikologi hingga masalah edukasi serta penerimaannya di tengah masyarakat pun perlu diberikan.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Dr Johanes Purwanto, SST, FT, S. Psi seorang ahli fisioterapi anak pada simposium ilmiah di Aula Hotel Aria Barito Banjarmasin, Minggu (10/11/2019).
• Kepanikan Baim Wong Saat Paula Verhoeven yang Hamil Besar Naik Pesawat, Eks Marshanda Sebut Nakal
• Besok di sscasn.bkn.go.id - Daftar Formasi SMA Sederajat CPNS 2019 Kemenkumham Melalui Website BKN
• Lina Hamil Duluan Lalu Nikah, Sule Malah Komentar Begini, Sohib Andre Taulany Enggan Lakukan Ini
Ia mengatakan meski pada umumnya penderita cerebral palsy bersifat kerusakan pada otak sehingga tidak progresif, namun kemampuan-kemampuan tersebut sebetulnya bisa saja dilatih.
Salah satu cara tersebut yakni sama dengan proses belajar.
"Karena dengan semakin sering diulangi (latihan, red) maka penanganan terhadap cerebral palsy pun semakin baik," jelasnya.
Permasalahannya terkadang penanganan cerebral palsy selama ini hanya berpusat di rumah sakit dan klinik.
Tidak sebandingnya jumlah anak cerebral palsy dengan terapis yang ada, membuat pengulangan latihan itu pun sedikit.
Tidak terkecuali pula pada pelayanan cerebral palsy berbasis BPJS Kesehatan yang durasinya sangat singkat atau paling banyak dua kali dalam seminggu, hal ini pun sangat kurang untuk anak-anak latihan.
"Oleh karenanya, kenapa penting perlu dilakukan kegiatan-kegiatan pelatihan orangtua? Ini supaya bisa melakukan program terapi sesering mungkin dan bahkan setiap hari meski di rumah," jelasnya.
Salah satu pelatihan yang paling sederhana bisa dilakukan setiap orangtua cerebral palsy, tambah Johannes, diantaranya mengatur bagaimana memposisikan anak.
Karena dengan itu selain membiasakan mereka tidak terlalu kaku, latihan sederhana ini juga bisa melatih penyandang cerebral palsy bernapas, makan serta lainnya dengan lebih baik.