Berita Tabalong
Sabun Olahan Siswa SMAN 1 Tanjung Ini Warna-warni dan Harum, Ternyata Dibuat dari Jelantah
Ditangan siswa SMAN 1 Tanjung, jelantah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai barang yang lebih berharga yaitu dioleh menjadi sabun.
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Jelantah atau minyak sisa hasil penggoirengan bagi sebagian orang merupakan bahan yang sudah tidak terpakai dan dibuang.
Namun ditangan siswa SMAN 1 Tanjung, jelantah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai barang yang lebih berharga yaitu dioleh menjadi sabun.
Sabun padat dengan bentuk bunga, berwarna warni dan beraroma harum tidak akan yang menyangka bahwa berbahan dasar minyak goreng sisa.
Kiky Astyana guru Kimia dan Prakarya mengatakan awal mula pembuatan sabun dari jelantah bermula saat ada salahsatu dewan guru yang memberikan sebagai oleh oleh dari temannya.
• Kelompok Pecinta Alam Kapuas Gelar Aksi Peduli Lingkungan di Kecamatan Bataguh
• Jaksa Genjot Penyidikan Tipikor Desa Makmur, Berikutnya Saksi Ini yang Akan Dimintai Keterangan
• Kondisi Semua Kendaraan Dinas Diperiksa, Kapolres HSU Sampai Buka Kap Mesin Mobil
• Suami Krisdayanti Ngamuk, Raul Lemos Seolah ke Luar Negeri Dibiayai Istri, Adik Yuni Shara Bereaksi
“Karena unik dan bisa dikerjakan oleh siswa maka kami mencoba membuat dengan berbagai referensi cara pembuatan, dan akhirnya berhasil,” ungkapnya.
Kiky mengatakan minyak sisa atau jelantah didapatkan dari siswa yang membawa dari rumah sisa hasil masakan orangtua, bisa juga jelantah dari kantin warung sekolah yang memang tidak diperbolehkan lagi digunakan setelah tiga kali pemakaian.
Jelantah biasanya berwarna keruh dan menghitam untuk menjernihkannya menggunakan bara api. Sebelumnya arang dipanaskan hingga menjadi bara dan dimasukkan kedalam jelantah yang telah diletakkan di tempat tahan panas.
“Untuk menjernihkan jelantah, bara api direndam selama tiga hari dan didiamkan disuhu ruangan,” ujarnya.
Saat jelantah sudah mulai jernih barulah bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun. Jelantah dicampur dengan air dan menggunakan Natrium Hidroksida (NaOH) atau biasa dikenal dengan soda kaustik,soda api atau sodium hidroksida.
NaOH terbentuk dati oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan kedalam air. Sebelum didiamkan bahan tersebut diaduk secara merata terlebih dulu.
“Ditambahkan juga pewangi dan pewarna sebelum dicetak, agar sabun lebih wangi dan memiliki warna yang menarik,” ujarnya.
Larutan yang telah dicampur pewangi dan pewarna dicetak menggunakan cetakan kue berbentuk bunga. Untuk cetakan sebenarnya opsional bisa menggunakan berbagai bentuk tergantung selera.
Cetakan didiamkan selama tiga minggu, tidak boleh kurang karena khawatir justru membahayakan karena menggunakan bahan yang berbahaya.
Sabun yang sudah jadi dibungkus menggunakan plastik putih sehingga bentuk dan warna sabun terlihat. “Kami berencana untuk menjual sabun tersebut namun masih percobaan,” ungkapnya.
• Pilgub Kalsel 2020: H Muhidin Ajukan Nama Berpasangan dengan Paman Birin ke DPP PAN
• Canggihnya Pengemis di Cina, Selain Menerima Koin Juga Menerima Uang Elektronik
• Telaah Profesor Soal Agnez Mo Tak Berdarah Indonesia, Sentil Terkait Nenek Moyang Eks Roger Danuarta
Sementara karena bahan baku dari jelantah sabun hanya bisa digunakan untuk sabun cuci baju atau cuci piring. Tidak digunakan untuk sabun mandi apalagi sabun wajah karena kulit lebih sensitif.
Kepala Sekolah SMAN 1 Tanjung Wagimin mengatakan kegiatan inibsangat positif dan mendukung agar siswa memiliki keahlian dalam memanfaatkan barang yang tidak terpakai.
"Pemanfaatan barang tidak terpakai menjadi yang lebih bermanfaat terus dilakukan sebagai program sekolah sehat," ujarnya. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)
