Berita HST
Jalan Berlubang di Samhurang, Bina Marga HST Katakan Upaya Perbaikan Bertahap
Warga Samhurang di Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, mengeluhkan rusaknya akses jalan setempat.
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Warga Samhurang di Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu
Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), mengeluhkan rusaknya akses jalan setempat.
Mulai masuk desa hingga keluar desa, didapati beberapa lubang di sepanjang jalannya.
Warga Samhurang, Rizali, Sabtu (4/1/2020), membeberkan, kerusakan jalan ini sudah terjadi sejak tiga tahun lalu.
Ia pun berharap, jalan ini dapat diperbaiki. Sebabnya, jalan ini merupakan akses utama menghubungkan Jalan Tabat Darat dan Jalan Tabat Seberang.
• VIRAL di Medsos, Janda Cantik Naik Ban Bebek di Tengah Banjir Jakarta, Ternyata Sosok Model Ternama
• Ahmad Dhani Utang Saat Makan di Restoran, Putra Maia Estianty Sampai Ngomel ke Suami Mulan Jameela
• Sungai Masta di Desa Gadung Penuh Sampah Ranting Pohon, Kasi Trantib Bakarangan Khawatir Meluap
Warga Desa Samhurang, Ali, juga membeberkan tentang jalan ini yang merupakan jalur penting bagi masyarakat untuk mengangkut pakan dan ikan ke Tabat Darat. "Kendaraan roda dua dan roda empat, melalui jalan ini," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten HST, A Noor Johari, mengatakan,
perbaikan perlu dilakukan secara bertahap.
Sebabnya, lanjut dia, pada 2019 sudah Rp 7 miliar digelontorkan untuk akses fisik di Samhurang. Mulai dari jembatan hingga siring.
Dibeberkannya, pihaknya pada tahun lalu sudah melakukan perbaikan dua jembatan. Jembatan ini juga sempat menjadi keluhan warga karena sering membuat mobil terperosok.
• Debit Air Sungai di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Menurun
• Gedungnya Besar dan Fasilitas Lengkap, Sayang Pasien Keluhkan Ini di RSUD Badaruddin Kasim
Karena itu, Pemerintah Kabupaten HST melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memperbaiki dua
jembatan.
"Satu jembatan Rp 4,5 miliar dan satu lagi pagunya Rp 2 miliar. Sedangkan siring, Rp 1 miliar," rincinya.
Menurutnya, perbaikan dilakukan bertahap karena harus melihat adanya anggaran yang tersedia. "Karena jalannya yang panjang, makanya perbaikan bertahap," pungkas A Noor Johari. (Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)
