BPost Cetak
Cuci Darah Cukup Finger Print, Thomas Tidak Lagi Bolak-balik Puskesmas
pelayanan hemodialisis atau cuci darah tidak perlu lagi membuat ulang surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Cukup Finger prin
Bahkan dengan keberadaan fitur finger print ini sudah mewakili data kartu BPJS Kesehatan. “Kartu pun sudah enggak terlalu diperlukan,” ungkapnya.
BPJS Kesehatan setiap tahunnya mengeluarkan dana yang cukup besar untuk layanan cuci darah. Di 2018, dana yang dikeluarkan Rp 4,81 triliun dengan jumlah kasus sebanyak 4,90 juta. Angka tersebut meningkat setiap tahunnya, di mana di 2017 biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 4,03 triliun dengan jumlah kasus 4,12 kasus.
Di 2016 sebanyak Rp 3,46 triliun dengan jumlah kasus 3,41 juta kasus dan di 2015 sebanyak Rp 2,84 triliun dengan jumlah kasus 2,74 triliun.
Direktur Klinik Hemodialisis Tidore Andreas Japar mengaku umumnya biaya cuci darah bisa mencapai Rp 900 ribu hingga Rp 1 jutah.
Dia mengatakan, biasanya Klinik Hemodialisis Tidore bisa melayani pasien hingga 20 pasien per hari dimana kapasitasnya mencapai 24 pasien per hari.
Menurut Andreas, kebanyakan pasien cuci darah di klinik tersebut merupakan peserta JKN-KIS. Pasien JKN-KIS pun biasanya mendapatkan layanan ini sebanyak 2 kali seminggu dengan waktu 5 jam setiap kali cuci darah.
• Warga Nateh Terus Perjuangkan Meratus, 1.507 Ha Hutan Desa Terdaftar di Kemenhut
• Serahkan Soal SKD CPNS, Mendikbud Nadiem Harapkan Terjaring Smart ASN
• Pasca Bunuh Hakim Jamaluddin, Terungkap Zuraidah Hanum Rencanakan Menikah dengan Eksekutor
Dengan adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan per 2020, Andreas berharap pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan akan lebih cepat dilakukan. Namun, dia menjamin mereka akan tetap menjaga kualitas pelayanan kepada peserta.
”Dengan adanya kenaikan iuran, kami berharap kami bisa dibayar lebih cepat. Yang kedua, tentu dari awal kami mengutamakan mutu, supaya pasien itu bisa kami rawat dengan baik, dan bisa bertahan lama umurnya. Jadi kami tidak sembarangan memiliki klinik ini, Dari peralatan yang cukup canggih, sumber daya manusia nya yang terlatih dan bersertifikat, yang ketiga sop-nya kami jalankan dengan sungguh-sungguh,” kata Andreas. (tribun network/fia/dod)