Pebisnis Ulat Bambu
Sebagian Kaum Hawa Menganggap Ulat Binatang Menggelikan, bagi Maulina Justru Mendatangkan Untung
Jika banyak kalangan kaum hawa lainnya mungkin merasa geli atau jijik melihatnya, perempuan berusia 30 tahun ini justru sebaliknya.
Selanjutnya jika wadah atau bumbung tadi telah siap, maka ulat-ulat pun tinggal dimasukkan ke dalamnya.
Satu ,tambah Maulina lagi, biasanya mereka mengisi sebanyak 20 ekor.
"Nah, jika seluruh proses tadi selesai, barulah Ulat-ulat Bumbung ini dikirim ke pemesan," jelasnya.
Pangsa pasarnya pun cukup luas.
Tidak hanya melayani pelanggan dalam dan luar kota, usaha yang telah dirintis suaminya itu kini telah merambah lintas provinsi.
"Alhamdulillah, selain dalam kota Banjarmasin, pemesan juga ada dari luar kota seperti Amuntai, Kotabaru bahkan Samarinda. Untuk pengiriman sendiri kami biasanya lewat bus," jelas ibu anak satu itu.
Meski sedikit malu-malu ketika disinggung Banjarmasinpost.co.id terkait besaran penghasilan yang ia dan suaminya, Maulina mengaku demi melayani pesanan pelanggannya, tidak jarang ia pun kerap kewalahan.
Terutama beberapa waktu lalu, pihaknya yang pernah menyediakan sebanyak 3.000 bumbung dalam satu hari, melibatkan enam pekerja sekaligus.
"Tapi sekarang sisa berempat. Karena duanya ada yang berhenti hamil dan kesibukan yang lain. Kalau sekarang rata-rata menyediakan 1.000 sampai 1.500 Bumbung setiap bekerja," jelasnya.
Maulina juga mengaku bahan bakunya, memang bukan berasal dari hasil ternakkan atau budidaya,suaminya datangkan langsung dari luar pulau menggunakan pesawat atau jasa cargo.
"Iya ada dari Jawa, Sumatera, tapi keberadaan Ulat Bumbung ini sebetulnya musiman. Jadi ada kala banjir dan ada kalanya juga langka, terutama saat musim kemarau, bahkan pernah tidak ada sama sekali," jelasnya.
Maulina juga mengatakan sebetulnya bisnis tersebut bukan serta merta hasil usahanya, melainkan inisiasi suaminya yang telah merintis sejak tiga tahun yang lalu.
Berawal dari hobi memancing ikan ketika waktu luang bekerja, terbesitlah berbisnis umpan atau Ulat Bumbung tersebut di Banjarmasin.
"Itu pun awalnya saya pribadi ragu ketika suami saya memilih berhenti bekerja untuk fokus bisnis ini. Tapi Alhamdulillah ternyata garis rezeki kami ada," jelasnya.
Namun namanya roda hidup terus berputar, bukan berarti usaha yang mereka tekuni selama ini selalu melejit naik.