Wabah Virus Corona

HOAX Soal Berjemur Pagi Makin Membingungkan, Penelitian Ini Ungkapkan Faktanya

Terlebih sejak virus corona mewabah, masyarakat dianjurkan berjemur di pagi hari agar tetap sehat selama physical distancing.

Editor: Didik Triomarsidi
ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSA
Sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Kubu Raya mengikuti rapat gugus tugas percepatan penanganan virus COVID-19 yang digelar Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (2/4/2020). Muda Mahendrawan menyatakan Ia menggelar rapat penanganan virus COVID-19 di halaman kantor tersebut sambil berjemur di bawah sinar matahari pagi guna meningkatkan imunitas tubuh di tengah pandemi virus corona. 

Editor: Didik Triomarsidi

BANJARMASINPOST.CO.ID - Jangan sembarang berjemur pagi kalau tidak tahu ilmunya, pasalnya salah memilih waktu hasilnya pun tidak maksimal.

Terlebih sejak virus corona mewabah, masyarakat dianjurkan berjemur di pagi hari agar tetap sehat selama physical distancing.

Namun, sekarang banyak informasi hoax terkait berjemur di media sosial yang akhirnya menjadi perdebatan di masyarakat.

Ada yang menyebutkan waktu yang tepat untuk berjemur adalah di atas pukul 10.00 WIB, untuk mendapatkan hasil vitamin D dari paparan sinar matahari.

Waspada! Anak-anak Bisa Terpapar Corona Tanpa Gejala, Begini Faktanya

Listrik Gratis Masih Bisa di www.pln.co.id, PLN : Sudah 8,5 Juta Pelanggan Sukses

Pose Yoga Ayu Ting Ting Berjemur Hindari Covid 19 Kena Nyinyir, Ibunda Bilqis Membalas

Di sisi lain, ada pula yang menyanggah dan membantah bahwa sinar matahari yang paling baik untuk berjemur adalah pukul 07.00-09.30 WIB pagi.

Perdebatan itu mengundang kebimbangan di masyarakat, atas saran mana yang sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan.

Dokter ahli gizi dan magister filsafat, Dr dr Tan Shot Yen M Hum, akhirnya kembali menjawab polemik yang beredar mengenai waktu berjemur yang tepat dan baik dilakukan oleh masyarakat khususnya Jakarta dan Bekasi, Indonesia.

Tan memaparkan penelitian yang dilakukan oleh dokter ahli gerontologi (ilmu penuaan) di RS Cipto Mangunkusumo, Prof Dr Siti Setiati SpPD-KGER di Indonesia.

Penelitian ini tentang paparan sinar matahari pada wanita lanjut usia di Jakarta, Indonesia pada garis lintang 6 S.

Dalam hasil penelitian Siti yang telah diterbitkan dalam situs penelitian biomedis dan bioinformatika National Center for Biotechnology (NCBI), intensitas ultraviolet B (UVB) tertinggi ada pada pukul 11.00 WIB pagi sampai pukul 13.00 WIB.

Penelitian ini dilakukan pada musim hujan di bulan Februari hingga Maret tahun 2006, dengan 80 partisipan yang berusia 60 tahun ke atas.

Hasil tersebut didapatkan dari pengukuran intensitas paparan sinar matahari dari pukul 07.00-16.00 WIB di sore hari, dengan menggunakan UV meter untuk mendapatkan MED (intensitas atau dosis sinar UV), yaitu sekitar 2 MED.
Waktu terbaik mendapat vitamin D

Sedangkan, peneliti juga melakukan sampel kembali dengan 74 wanita di antaranya yang memiliki tipe kulit-4 yaitu berwarna cokelat terang untuk melakukan berjemur badan di bawah sinar matahari pada pagi hari, yakni pada pukul 09.00 WIB. Hasilnya ternyata terdapat hanya sekitar 0,6 MED.

Dijelaskan Tan, jika manfaat yang ingin didapatkan dari paparan sinar matahari langsung ke kulit tubuh adalah vitamin D, maka waktu terbaik untuk mendapatkan manfaat sinar ultraviolet B adalah pukul 11.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB.

Hal itu sesuai dengan sejumlah penelitian yang ada, termasuk penelitian yang dikemukakan Prof Siti.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved