Wabah Virus Corona

Benarkah 32 Ribu Orang di Jakarta Terinfeksi Virus Corona? Peneliti SimcovID Ungkap Data

Benarkah 32.000 orang di Jakarta sudah terinfeksi Virus Corona atau Covid-19? Ilmuwan dan peneliti SimcovID ungkap rinciannya.

Editor: Rendy Nicko
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga duduk dengan menerapkan social distancing atau saling menjaga jarak guna mencegah penyebaran virus corona di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020). PT MRT Jakarta (Perseroda) mengimbau para penumpang untuk menjaga jarak aman dengan penumpang lainnya, minimal dalam radius satu meter. 

Editor: Rendy Nicko
BANJARMASINPOST.CO.ID - Orang yang terinfeksi Virus Corona atau Covid-19 di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 32.000.

Hal itu berdasarkan data riset yang disampaikan pada ilmuwan yang tergabung dalam SimcovID Team dari berbagai universitas, yang mana kasus Covid-19 atau Virus Corona yang terdeteksi saat ini hanya 2,3 persen.

Sampai saat ini jumlah pasien positif Covid-19 atau Virus Corona di Jakarta per Sabtu (11/4/2020) telah mencapai 1.903 orang.

Mengenai angka estimasi terkait ada 32.000 orang yang telah terinfeksi Virus Corona, terlebih dahulu melihat angka kematian akibat virus SARS-CoV-2 atau Covid-19 ini.

Pemudik Positif Virus Corona Mulai Muncul, Bangkalan Langsung Zona Merah Covid-19

6 Kabar Baik di Tengah Pandemi Virus Corona di Indonesia

"Riset ini, kami melihat fenomena yang ada. Ada juga memasukkan estimasi kebutuhan ICU," kata peneliti ITB yang tergabung dalam SimcovID Team, Dr. Nuning Nuraini yang terlibat dalam penelitian itu kepada Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Nuning menjelaskan angka estimasi terkait ada 32.000 orang yang telah terinfeksi virus corona, terlebih dahulu melihat angka kematian akibat virus SARS-CoV-2 ini.

Dari data kematian, kata Nuning, diestimasi melalui model SEIQRD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death). Data ini untuk menentukan kasus yang tidak terdeteksi.

"Penentuan parameter yang kami pakai ini bisa jadi mengeluarkan angka yang beda dengan peneliti lain," ujar Nuning.

Riset tersebut, kata Nuning, untuk melihat proyeksi dinamika kasus saat disimulasikan dalam beberapa strategi intervensi, yang disimulasikan untuk Jakarta dan Indonesia.

Nuning menjelaskan intervensi ini bertujuan untuk menurunkan angka reproduksi yakni laju infeksi, jumlah orang yang ditemui dan periode infeksi.

"Yang bisa kita kontrol adalah hanya menekan rata-rata kontak. Sedangkan laju infeksi tergantung karakteristik virusnya," jelas Nuning.

Namun, periode infeksi juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan tes deteksi Covid-19 dan juga isolasi.

Kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemerintah telah resmi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19.
Kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pemerintah telah resmi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Strategi intervensi mitigasi dan supresi

Pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB). Menurut Nuning, dengan upaya kemungkinan dapat menurunkan angka potensi infeksi yang diperkirakan bisa mencapai 32.000 kasus.

"Jelas (PSBB) bisa (turunkan potensi kasus Covid-19). Jadi itu, kan estimasi dengan kondisi angka kematian yang tinggi," jelas dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved