Wabah Virus Corona
Alasan Napi Asimilasi Kambuh Lagi dan Berbuat Kriminal, Kurangnya Persiapan atau
Polri menangkap kembali 13 orang narapidana (napi) yang melakukan kejahatan setelah sebelumnya mendapat asimilasi
Sementara itu secara sosial artinya dia terpengaruh teman-teman dekatnya untuk melakukan perbuatan kriminal.
Sehingga napi mencari peluang-peluang, mumpung bebas.
5. Ironi
Drajat mengungkapkan, dalam beberapa beberapa kasus, penjara tidak menakutkan tapi malah menjadi sekolah kriminal yang sangat canggih.
Hal itu jumlahnya cukup banyak di berbagai negara.
Penjara juga menjadi tempat untuk meningkatkan modal sosial kriminal. Artinya, di penjara itu napi justru kenal dengan "orang-orang hebat" atau penjahat-penjahat yang sangat kuat.
Saat jam istirahat atau jam kunjung terjadi campur baur, sehingga ada proses "pembelajaran" kriminalitas di sana.
Sehingga dari jaringan baru tersebut napi belajar dan ketika keluar mereka jadi lebih profesional.
"Nah ini harus bisa diputus di penjara," tegasnya.
Perlunya pemantauan dan pembinaan secara tuntas

Suasana kerusuhan di Rumah Tahanan kelas IIB Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jateng, Selasa (24/3/2020).(Dokumen Rumah Tahanan kelas IIB Purwodadi)
Menurut Drajat dalam hal ini Kemenkumham perlu bertanggungjawab karena kembalinya para napi berbuat kriminal.
Para kepala lapas juga seharusnya membina sampai tuntas.
"Kalau begitu dia (napi) keluar langsung melakukan itu (perbuatan kriminal) ada yang kurang sempurna di dalam manajemen pengelolaan pendidikan dan pemasyarakatan di lapas itu," tuturnya.
Selain itu, seharusnya ada asesmen sebelum napi keluar untuk memastikan betul bahwa mereka memang siap untuk kembali ke masyarakat.
Selain itu kehidupan sehari-hari napi setelah keluar juga dipantau petugas sosial. Sehingga jika napi melakukan hal-hal aneh dapat segera diberitahukan ke aparat hukum.
"Tapi saya tidak tahu kemarin karena pertimbangannya bukan pemasyarakatan biasa, tetapi karena pertimbangan mengurangi populasi penjara agar tidak terjadi penularan Covid-19, saya tidak tahu apakah sudah ada evaluasi kesiapan itu atau belum," tutur Drajat.
