Wabah Virus Corona
Alasan Napi Asimilasi Kambuh Lagi dan Berbuat Kriminal, Kurangnya Persiapan atau
Polri menangkap kembali 13 orang narapidana (napi) yang melakukan kejahatan setelah sebelumnya mendapat asimilasi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Program asimilasi Kemenkumham dengan Mengeluarkan napi menjadi masalah, banyak napi yang kambuh lagi dan berbuat kriminal
Polri menangkap kembali 13 orang narapidana (napi) yang melakukan kejahatan setelah sebelumnya mendapat asimilasi dan pembebasan bersyarat terkait wabah Covid-19.
Pembebasan mereka berdasarkan ketentuan yang diatur dalam keputusan Kemenkumham nomor M.HH-19.PK/01.04.04 tentang Pengeluaran dan Pembebasan Narapidana dan Anak melalui Asimilasi dan Integrasi dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyebaran Covid-19.
Salah satu pembebasannya karena para tahanan dinilai sangat rentan terhadap penyebaran virus corona.
Lalu mengapa para napi tersebut kembali berulah ketika kembali di tengah masyarakat?
• Baru Bebas Berkat Covid-19, Mantan Napi ini Lakukan Aksi Pencurian di Balangan
• Tak Gelar Tarawih dan Bukber, Masjid Istiqlal Hilangkan 17 Program di Ramadhan 2020
• Putra Mahkota Arab Saudi Beli Klub Liga Inggris disaat Negaranya Terlilit Utang akibat Covid-19
• Cerita Sedih Perawat Pasien Corona, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas
Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menjelaskan, setidaknya ada 4 kemungkinan mengapa mereka kembali berulah:
1. Tidak ada efek jera

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya tengah memperlihatkan barang bukti dalam kasus pencurian dan kekerasan yang dilakukan napi asimilasi yang baru bebas beberapa hari.(KOMPAS.COM/AGIE PERMADI)
Menurut Drajat, kemungkinan pertama adalah hukuman yang diberikan tidak membuat para napi jera.
"Hukuman pada dasarnya dipakai untuk membuat pelaku atau pelanggar hukum mengalami pengucilan. Represif bukan restitutif," ujar Drajat pada Kompas.com, Sabtu (18/4/2020).
Lanjutnya, represif artinya ditekan, dikucilkan, dan dijauhkan dari keluarga, teman-temannya, serta dunia luar supaya dia jera.
"Nah rupanya hukuman seperti itu pada beberapa orang napi tidak membuatnya jera. Kenapa? Karena bisa jadi hukuman itu ternyata tidak menyulitkan dia," katanya.
Drajat menjelaskan, ketika napi berada di dalam penjara ada yang bisa bergaul dengan baik, mendapat makan secara rutin, dan hal-hal lain yang justru memudahkan hidupnya. Sehingga napi betah di penjara dan tidak merasa jera.
2. Minim persiapan

Ilustrasi(thawornnurak)
Kemungkinan kedua menurut Drajat adalah karena tidak adanya persiapan untuk bertahan hidup di dunia luar.
