Berita Tanahlaut
Tangkapan Melaut Turut Sepi, Nelayan Tala Terpaksa Pilih Hal ini
Padahal pada musim Timur saat ini adalah momen yang menggiurkan bagi nelayan karena banyaknya ikan yang bertebaran di perairan.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Lantaran hasil melaut kian tak menentu, sementara waktu saat ini dirinya memilih libur melaut.
Jika dipaksakan melaut risiko kerugian bakal makin besar.
Pasalnya, ongkos sekali melaut selama dua pekan mencapai Rp 12 juta.
Satu kapal umumnya lima orang.
Sementara hasil tangkapan sangat minim.
Sekitar sepekan lalu dirinya baru saja pulang melaut dan hanya membawa pulang 29 kilogram ikan tenggiri.
Padahal biasanya lima hingga enam pikul (1 pikul=100 kilogram).
Dikatakannya harga ikan laut saat ini sangat menggiurkan, namun hasil melaut tak seberapa.
Harga ikan tenggiri misalnya saat ini sekilogramnya mencapai Rp 90 ribu.
Satu ekor ukuran besar bobotnya bisa dua kilogram, ada juga yang tujuh ons.
Lalu, harga ikan tongkol juga cukup tinggi yakni Rp 15 ribu, ikan otek Rp 25-28 ribu (otek potong kepala), kemudian ikan layar Rp 30 ribu sekilogramnya.
Salapudin mengatakan rute melautnya ke dua tempat yakni ke Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kalteng) berjarak sekitar 110 mil dan ke Massalembu (Jatim) berjarak 120 mil.
Bapak tiga anak ini mengatakan seretnya tangkapan ikan saat ini berimbas pada beban hidup yang terasa berat.
Beruntung anak sulungnya telah berkeluarga dan tinggal dua anak yang jadi tanggungannya, santri di ponpes Martapura dan kelas 3 SD.
Kepala Desa Tabanio Madiansyah menuturkan jumlah nelayan kapal besar di kampungnya sebanyak 280 unit.
Sebagian besar saat ini sandar di sungai setempat.
Pantauan banjarmasinpost.co.id, sungai di lingkungan permukiman setempat disesaki jejeran kapal besar nelayan yang tambat.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
