Selebrita
Akun JRX di Twitter Disikat, Jerinx SID Bereaksi Soal Covid-19, Swab Test dan Rapid Test
Jerinx SID beberapa kali di sikat di twitter, akunnya di suspend. Dia juga menyebut soal konspirasi Covid-19, tidak percaya Swab Test dan Rapid Test.
Editor: Nia Kurniawan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Musisi Jerinx SID sepertinya tidak bisa leluasa berkicau di media sosial twitter, akun yang dibuat beberapa kali langsung disikat alias di suspend.
Jerinx SID juga menilai pandemi corona atau Covid-19 merupakan sebuah konspirasi.
Menurut Jerinx SID letak konspirasi tersebut ada pada angka kasus Covid-19 yang terlapor hingga saat ini.
Jerinx mengatakan, angka-angka tersebut bukanlah jumlah yang sebenarnya.
• Ridwan Kamil Murka, Kutuk Aksi YouTuber Ferdian Paleka, Kang Emil Sebut Akhlaknya Turun
• Dokter Tirta Mandira Hudhi Datangi Kemenkes : Akan Ada Kejutan, Pasca BMW E60 dr Tirta Dibobol
• Tom Liwafa Dulu Miskin Kini Punya 200 Karyawan, Aksi Sosial Covid-19 Crazy Rich Surabaya
"Konspirasinya adalah banyaknya angka yang tidak sebenarnya, permainan-permainan angka jumlah korban," kata Jerinx dalam acara Sapa Indonesia Malam yang dipandu oleh Aiman di Kompas TV, Rabu (6/5/2020).
Jerinx menyebutkan, alat tes Covid-19 yang ada saat ini tidak terjamin keabsahannya.
Menurutnya, para ilmuwan di negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa pun masih belum sepakat mengatakan kevalidan alat tes tersebut.
Jerinx juga mengatakan, banyak orang yang hasil swab test-nya positif namun menjadi negatif setelah diperiksa kembali.
Namun, menurut Jerinx, hal ini jarang diungkap oleh media mainstream.
"Swab test dan rapid test itu hasilnya tidak valid," kata Jerinx.
"Itu banyak menimbulkan kesimpangsiuran informasi tapi media selalu dengan gampangnya membawa narasi jika swab test itu hasilnya sudah 100 persen."
"Sedangkan ilmuwan-ilmuwan di negara maju, yang jauh lebih pintar daripada ilmuwan di Indonesia, mereka aja belum satu suara, tapi kenapa Indonesia begitu takut sama WHO?" tambahnya.
Sementara itu, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, membantah pernyataan Jerinx tersebut.
Menurut Hermawan, sejauh ini para peneliti melaporkan hasil dari swab tenggorokan melalui realtime PCR memiliki keakuratan 96 persen.
"Sejauh ini, para peneliti untuk swab tenggorokan melalui realtime PCR itu menganggap 96 persen hasilnya valid," kata Hermawan dalam acara yang sama.
