Berita Banjarmasin
Tak Cuma Pemulung dan Pengemis, Fenomena Sosial ini Juga Muncul Selama PSBB di Banjarmasin
Fenomena bermunculannya pengemis dan pemulung di jalan-jalan Kota Banjarmasin semakin tampak.
Penulis: Achmad Maudhody | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sudah cukup tersedot tenaga dan perhatiannya sebagai Koordinator Satgas Penegakkan Perwali dalam pelaksanaan PSBB, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarmasin juga harus berhadapan dengan fenomena meningkatkanya aktivitas pengemis dan pemulung di tengah pandemi corona.
Sejak diberlakukannya PSBB yang berbarengan dengan Bulan Ramadan 1441 H, fenomena bermunculannya pengemis dan pemulung di jalan-jalan Kota Banjarmasin semakin tampak.
(Kabid) Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kota Banjarmasin, Dani Matera mengakui ada peningkatan aktivitas pengemis dan pemulung di Bulan Ramadan tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya.
• Wajah Jadul Ruben Onsu dan Ivan Gunawan Diungkap Eko Patrio, Igun Punya Kebiasaan Ini
• Viral Video Ferdian Paleka Dibully Penghuni Rutan, Ayah Aidil sedih
• Risiko Bunuh Diri di Jepang Bakal Semakin Banyak Akibat Stres Corona yang Berkepanjangan
"Meningkat sekitar 30 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Dani, Sabtu (9/5/2020).
Meski cukup banyak personelnya yang fokus pada pelaksanaan tugas PSBB, namun Ia nyatakan pihaknya tetap secara rutin akan melaksanakan penertiban terhadap pemulung dan pengemis.
Namun selain pengemis dan pemulung, Dani juga mengakui muncul peningkatan aktivitas orang-orang yang menunggu bantuan di pinggir-pinggir jalan di Kota Banjarmasin.
Benar saja, hampir setiap hari khususnya sore hari sekitar pukul 15.00 WITA hingga 18.00 WITA, banyak orang terlihat berdiri dan duduk di pinggir jalan protokol di Kota Banjarmasin.
Fenomena ini tidak sulit didapati di pinggir Jalan Jenderal Sudirman khususnya di trotoar kawasan Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan di sepanjang Jalan Hasan Basri.
Meski tak jarang Kota Banjarmasin diguyur hujan saat sore hari, masih cukup banyak orang yang tetap terlihat berdiri dan duduk-duduk di pinggir sambil berteduh.
Dani mengakui sedikit banyak fenomena tersebut muncul karena banyaknya aktivitas kegiatan sosial yang dilakukan masyarakat di Kota Banjarmasin dengan membagi-bagikan bantuan sembako di pinggir-pinggir Jalan di Kota Banjarmasin.
"Fenomena masyarakat di pinggir jalan menunggu bantuan ini semakin menumpuk. Sejak dulu memang ada khususnya di Ramadan, tapi dengan fenomena banyaknya bagi sembako ini jadi semakin banyak," kata Dani.
Ia menilai, masyarakat seharusnya bisa lebih bijak memilih cara untuk menyalurkan bantuan sosial yang bertujuan membantu meringankan beban masyarakat tidak mampu di masa sulit saat ini.
Pasalnya dengan memberikan bantuan langsung di pinggir-pinggir jalan menurut Dani bukan tidak mungkin malah justru mengesampingkan prinsip menjaga jarak fisik yang menjadi salah satu unsur penting dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Berkomunikasi dengan kelurahan atau kecamatan terdekat untuk mendapatkan data masyarakat yang paling terdampak efek pandemi corona dinilai Dani menjadi salah satu alternatif cara menyalurkan bantuan agar tepat sasaran.
"Bisa memberi bantuan dengan cara lain, misal lewat kecamatan atau kelurahan banyak sasaran keluarga yang tidak bisa aktif selama PSBB karena dikarantina itu lebih tepat menurut kami," kata Dani.
(Banjarmasinpost.co.id/Achmad Maudhody)
