Berita Banjar
Ambruk Jembatan Gantung Desa Benteng Pengaron, Masih Terendam Sungai, Warga Khawatirkan Ini
Jembatan gantung Desa Benteng Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar, yang ambruk kemarin hingga kini kondisinya masih terendam di sungai setempat.
Penulis: Milna Sari | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Jembatan gantung Desa Benteng Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar, yang ambruk kemarin hingga kini kondisinya masih terendam di sungai.
Pantauan Selasa (19/5/2020) jembatan yang sudah dibangun di tahun 1998 tersebut sudah banyak pampangan yang tersangkut badan jembatan.
"Kami khawatir kalau semakin banyak sampah yang tersangkut dan air semakin dalam akan membuat jembatan terseret air sungai," ujar Sekdes Benteng, Ahmad Syarfai kepada banjarmasinpost.co.id.
Bukan hanya badan jembatan terseret air sungai, dikhawatirkan lagi terang Syarfai rumah warga yang berada di sekitar jembatan juga akan terbawa badan jembatan yang terseret air sungai Rian Kiwa.
• Penghuni Karantina Ambulung Bertambah, Kini Limbah Imfeksius Capai 150 Kg Per Hari
• Loket PDAM Bandarmasih Tutup Saat Idulfitri, Pelanggan Bisa Bayar ke Sini
• Target Menuju Pelatnas, Karateka Arjuna Genjot Latihan saat Puasa di Tengah Wabah Corona
• Pengendara Tak Jelas Tujuan, Petugas PSBB Kabupaten Banjar Ini Bilang Begini
Menarik sebelum kejadian ambruk kemarin jembatan juga sudah pernah ambruk pada 2018 lalu karena tali Sling putus ketika jamaah Burdah keliling di atas jembatan dan kabel sling kembali disambung.
Tambah Syarfai, korban hanya dua orang yakni ibu dan anak warga Desa Benteng RT 3 RW 1 yang sedang berjalan kaki di jembatan gantung.
"Hanya luka lecet dan memar saja, dan sudah ditangani warga," sebutnya.
Kerugian akibat ambruknya jembatan yang menghubungkan Desa Benteng RT 1 dan RT 3 kemarin Senin (18/5/2020) pukul 5.30 tersebut menelan kerugian sekitar Rp 1 miliar.
(Banjarmasinpost.co.id/Milna Sari)