Wabah Virus Corona
Foto Seksinya Hanya Pakai Bikini di Balik APD Transparan Viral, Perawat di Rusia Syok dan Ketakutan
Perawat di Rusia yang viral karena foto seksinya hanya mengenakan bikini di balik Alat Pelindung Diri (APD) yang transparan
Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID, TULA - Perawat di Rusia yang viral karena foto seksinya hanya mengenakan bikini di balik Alat Pelindung Diri (APD) yang transparan disebut syok dan takut kehilangan pekerjaan.
Namun kolega, dokter dan politisi malah membelanya di mana mereka menuding petinggi di rumah sakit Tula gagal menyediakan pelindung untuk merawat pasien virus corona.
Mereka menyatakan, perawat itu tidak mendapatkan pakaian pantas untuk dipakai di balik APD, yang disebut terlalu tipis untuk menangkalnya dari virus.
Pembelaan itu muncul setelah salah satu tenaga medis mengungkapkan, ners muda itu "terlalu panas" saat bertugas dan tidak sadar pakaiannya transparan.
• 109 Tenaga Medis Dipecat: 14 Dokter Spesialis 8 Dokter Umum 33 Perawat, Bupati: Kita Cari yang Baru
• KRONOLOGI Video Habib Umar Assegaf Asal Bangil Cekcok dengan Petugas PSBB, Ucapan Kasar Sang Habib
• Penampakan Sosok Wali Kota di Peru Terbaring di Peti Mati, Bersandiwara saat Ditangkap Langgar PSBB
• Begini Nasib Anggota DPRD Sogok Korban Pencabulan di Kandang Ayam Rp 1 M, Didin Ngaku Siap Dipecat
Viralnya foto itu berbuntut kepada departemen kesehatan Tula, yang menekankan mereka akan menghukum tenaga kesehatan itu karena melanggar aturan berseragam.
Pasien pria mengaku mereka tidak keberatan dengan insiden itu, meski ada yang mengakui "merasa malu" saat melihatnya datang hanya memakai bikini.
"Kini dia berada dalam stres tinggi," ujar salah seorang kolega kepada harian lokal Rusia, Komsomolskaya Pravda dikutip Daily Mail Kamis (21/5/2020).
Kolega yang tak ingin disebutkan identitasnya itu berujar, temannya itu berada dalam keadaan syok dan takut kehilangan pekerjaannya.
Kepala Aliansi Dokter, Dr Anastasia Vasilyeva, yang sudah mengkritik respons Moskwa atas Covid-19, juga memberi pembelaan bagi gadis muda itu.
Dr Vasilyeva menegaskan jika dia datang kepadanya, dia akan melindunginya seraya melayangkan kritikan atas APD yang dikenakannya.
"Fakta bahwa kostumnya mempunyai kualitas yang tidak memenuhi standar adalah kesalahan rumah sakit, bukan perawatnya," tegas Vasilyeva.
Dr Vasilyeva melanjutkan dari foto yang dirilis Tulskie Novosti menunjukkan si tenaga kesehatan memakai pakaian pelindung dari bahan plastik.
Menurutnya, mereka harus memerhatikan bukan karena si ners yang hanya memakai pakaian dalam. Tapi pakaian yang dipakai tak sesuai syarat.
Pertama, ujar Dr Vasilyeva, pakaian pelindung dari virus corona tidak transparan, dan meyakini bahan yang digunakan sangat berbeda.
"Dia tidak melanggar hukum. Jadi mengapa, jika tahu bahan itu panas, harus terus bertahan yang bisa membahayakan dirinya," ujar Vasilyeva.
