Berita Banjarmasin
Kisah Guru Honorer di Banjarmasin Berjuang di Pandemi Corona, Jual Kue hingga Pulsa Elektrik
Kisah Guru Honorer di Banjarmasin Berjuang di Pandemi Corona, Jual Kue hingga Pulsa Elektrik
Penulis: Kristin Juli Saputri | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Masa pandemi Covid-19 membuat semua kegiatan belajar mengajar di sekolahan diliburkan hingga waktu yang belum ditentukan.
Seperti yang diketahui saat ini kegiatan belajar mengajar dari guru untuk siswa dilaksanakan secara daring, melalui Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan pemberian tugas oleh guru untuk siswanya.
Ali Wardana, Guru Honorer di SD Negeri Basirih 3 mengatakan memang tak hanya guru honorer saja yang terdampak Covid-19, akan tetapi semua lapisan masyarakat juga mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi itu.
"Dahulu sebelum ada pandemi Covid-19 ini guru honorer masih bisa menambah penghasilan dari mengajar bimbingan belajar, les privat, mengajar mengaji, melatih pramuka, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya, " ucap Ali Wardana yang bergelar Magister itu, Senin (25/05/2020), sore.
• Komika yang pernah Dicium Iqbal Ramadhan Ini Ternyata Pernah Jadi Guru Honorer Bergaji Rp 20.000
• Gaji Guru Honorer Kini Bisa Gunakan Dana BOS, Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem Makarim
• Kadisdik Kalsel Pastikan Gaji Guru Honorer Tak Terkendala di Tengah Pandemi
Ali mengatakan sudah 13 tahun ia menjadi tenaga honorer di SD Negeri Basirih 3 Jalan Banyiur Dalam, Gang SMPN 25 Nomor 2, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Untuk menyambung hidupnya, saat ini ia bersama istrinya yang juga seorang guru honorer di SD Negeri Surgi Mufti 4 itu melakukan usaha lain.
Mereka berjualan aneka kue basah seperti bingka dan puding.
Kue-kue tersebut ia katakan merupakan buatan istrinya yang kemudian dijual secara online.
"Saya bantu mengantarkan kuenya ke para konsumen, " tutur Ali kepada Banjarmasin Post.
Ali menjelaskan kalau hasil dari ia dan istrinya berjualan tidak menentu sehingga ia pun melakukan usaha lain yaitu berjualan pulsa elektrik.
"Alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari pada menganggur, " tandasnya.
Selain Ali dan istrinya, guru honorer lainnya pun, banyak yang beralih profesi sebagai driver ojek online, berjualan, bertani, dan lainnya.
Ali Wardana yang memiliki dua anak, Hayatul Husna kelas 3 SD dan Alya Azzahra yang tahun ini akan bersekolah di TK itu berharap pemerintah daerah dan pemerintah pusat ada memberikan perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan mereka para Guru atau Tenaga Honorer (GTK) di Kalimantan Selatan.
"Penghasilan atau pendapatan guru honorer itu kalau guru honorer BOSDA yang ditanggung oleh pemerintah kota untuk guru gajinya satu juta, operator atau tata usaha sebesar 650 rb dan pesuruh 500 rb, sedangkan untuk GTK Honorer Non BOSDA pembayaran Honor dibebankan pada dana bos APBN yang perolehan tergantung jumlah siswa disekolah tersebut, " jelas Ali Ward
• 1.600 Guru Honorer di Kapuas Akan Diberi SK per 5 Tahun, Begini Pertimbangannya