Berita Tanahlaut
Sofa Botol Plastik Napi Rutan Pelaihari Bikin Dina Jatuh Hati
Pembuatan sofa dari limbah botol plastik merupakam program pembinaan Rutan Pelaihari terhadap warga binaannya untuk jadi modal usaha setelah bebas.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Botol bekas minuman meneral biasanya terbuang percuma dan berkahir di tempat sampah.
Namun tak demikian ketika berada di tangan sejumlah narapidana (napi) Rumah Tahanan (Rutan) Pelaihari, Kota Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut, Provinsi Kalimantan Selatan.
Mereka mampu mengolah limbah plastik tersebut menjadi barang bermanfaat dan bahkan bernilai ekonomi.
Berkat keterampilan mereka, botol-botol tersebut berubah mejadi sofa yang ciamik dan menggoda hati.
Respons publik di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), pun cukup tinggi.
• Semangat Idul Fitri Rutan Pelaihari, Bagikan Sembako Zakat Fitrah, Ini Sambutan Warga Saranghalang
• Napi Rutan Pelaihari Ini Teramat Senang, Berjanji Lakukan Hal Demikian
"Cantik banget sofanya, sungguh saya jatuh hati, apalagi bentuk dan warnanya sangat indah," ucap Dina, warga Pelaihari, Selasa (26/5/2020).
Lajang ini mengatakan dirinya melihat sofa cantik bikinan napi atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rutan Pelaihari tersebut di media sosial dan di social chat group temannya.
"Saya jadi pingin banget memilikinya, pingin belajar juga gimana cara membuatnya," ucapnya.
Kepala Subsie Pelayanan Tahanan, Rutan Pelaihari, M Fahrurrazi, menuturkan, pembuatan sofa dari limbah botol plastik tersebut merupakam program pembinaan Rutan Pelaihari untuk WBP setempat.
Dikatakannya, narapidana yang berada di dalam rutan selalu dilakukan pembinaan terutama berbagai kerajinan tangan.
• Obati Kerinduan Napi, Begini Langkah yang Dilakukan Rutan Pelaihari
• Napi Rutan Pelaihari ini Senang Dapat Kesempatan Bertani, ini Komoditas yang Ditanam
"Tujuannya supaya setelah nanti bebas, mereka bisa memiliki keahlian dan bisa mengembangkan usaha lainnya," ujarnya kepada Banjarmasinpost.co.id.
Fahrurrazi menuturkan kerajinan tangan yang dilakukan WBP tersebut dikerjakan secara manual, tanpa alat mesin.

Semuanya hanya mengandalkan talenta keterampilan tangan sehingga tiap orang pun bisa melakukan, jika punya kemauan.
Sofa ciamik tersebut bikinan Miftahurrahman dan enam orang WBP Rutan Pelaihari lainnya.