Berita Tanahlaut
VIDEO Mahasiswa Politala Sulap Limbah Kulit Galam Jadi Arang Berkalori Tinggi
Arang kulit galam itu memiliki kalori tinggi, diperkirakan hingga 7.000 atau hampir mendekati kalori batu bara (9.000-10.000)
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMAISNPOST.CO.ID, PELAIHARI - KAYU galam (melaluca cojuputi) begitu dekat dengan kehidupan penduduk Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kupasan kulitnya pun kerap terjumpai menggunung menjadi limbah tak berguna.
Namun di tangan terampil Muhammad Afuan, limbah itu berubah menjadi produk bernilai ekonomis yang lumayan tinggi.
Mahasiswa semester enam (akhir) Politeknik Negeri Tanahlaut (Poltala) ini menyulapnya menjadi arang.
Bahkan arang kulit galam itu memiliki kalori tinggi, diperkirakan hingga 7.000 atau hampir mendekati kalori batu bara (9.000-10.000).
• VIDEO Hari Pertama Latihan, Pelatih Judo Ini Ingin Kembalikan Stamina Atlet!
• VIDEO DPD Dewan Masjid Indonesia Kalsel Beri Bantuan kepada Ini
• NEWSVIDEO: Lisa BLACKPINK Ditipu Mantan Manager Rp 11 Miliar Lebih, Begini Sikap Bijak Sahabat Jisoo
Sedangkan kalori arang kayu hanya sekitar 4.000.
Ini tentu teramat menggiurkan karena bara api yang dihasilkan lebih kuat.
Ihwal Afuan melirik kulit galam tersebut berawal ketika ia kerap melintas di kawasan Pengayuan atau Penggalaman (arah Batibati-bundaran Liangangang, Banjarbaru).
Banyak onggokan limbah kulit galam di kanan kiri tepi jalan Trans Kalimantan setempat.
Hal itu mengusik jiwa enterpreneur mahasiswa Program Studi Agroindustri tersebut.
Bola matanya merasa kurang nyaman melihat menggunungnya limbah kulit galam tersebut, apalagi persis menumpuk di tepi jalan protokol yang menjadi lintasan ke kabupaten tetangga, termasuk dari Kalimantan Timur.
"Saya lalu berpikir untuk memanfaatkan limbah itu. Sayang kan kalau cuma menumpuk seperti itu. Akhirnya tercetus lah ide untuk mengolahnya menjadi arang," papar Afuan, Kamis (4/6).
Kebetulan dirinya merupakan mahasiswa semester akhir yang diwajibkan membikin karya aplikatif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Apalagi selama ini arang yang beredar di pasaran di Kalsel, termasuk di Tala, hanya berbahan kayu.