Wabah Corona di Kalsel

Positif Covid-19 di Kalsel Meningkat Tajam, Begini Pandangan Pakar Epidemologi ULM

Prof. Dr. Husaini, SKM., M.Kes yang juga ketua Prodi S2 kesmas FK ULM Kalsel, semakin tinggi temuan kasus positif justru semakin baik.

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
istimewa/ dokumen Prof Husaini
Pakar Epidemologi Universitas Lambung Mangkurat Prof Husaini 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Peningkatan kasus positif di Kalsel yang kian meningkat tajam juga dikomentari oleh pengamat Epidemologi Universitas Lambung Mangkurat.

Menurut Prof. Dr. Husaini, SKM., M.Kes yang juga ketua Prodi S2 kesmas FK ULM Kalsel, semakin tinggi temuan kasus positif justru semakin baik.

"Secara epidemologis (kajian kesehatan masyarakat) benar bahwa semakin massive petugas melakukan tracking, mendapatkan kontak sucpect dan kemudian dilakukan testing dan positif maka itu bagus, Karena dia akan mempengaruhi nilai case fatality rate (CFR) atau jumlah kematian dibagi dengan jumlah kasus positif di daerah tersebut di wilayah tertentu," urainya.

Di Kalsel, sambungnya, Case Fatality Rate (CFR) dari yang ada saat ini yakni masih 8,14 persen dan tergolong masih tinggi. Harusnya semakin sedikit prosentase CFR nya.

Cegah Wabah Covid-19 Wisata Tebing Tinggi Ditutup, Begini Permintaan Kepala Adat Dayak Pitap Aliudar

Sehari Jelang PSBB di Kabupaten Kapuas, Kasus Positif Covid-19 Melonjak, Tembus Angka 101 Kasus

Positif Covid-19 Kalteng Capai 454 Kasus, Kabupaten Kapuas Dominan

Dari kacamata kaijan kesehatan masyarakat, Prof Husaini berujar itu betul semakin masif melakukan testing maka semakin berhasil.

"Nah dari persepsi masyarakat ini terbalik, karena presepsinya semakin banyak ditemukan kaksus positif maka gagal pemerintahan. Karena itu tugas satgas Covid atau siapa saja mestinya mensosialisasikan, dan harusnya berfikiran bahwa semakin ditemukan semakin bagus untuk mengkarantinanya. Tapi, itu masyarakat tidak bisa disalahkan juga karena sosialisasi masih perlu dilakukan, " tandasnya.

Nah, sekarang bagaimana mengurangi atau menekan CFR nya? Pron Husaini menjawab yakni tidak ada lain caranya dilakukan tes swab secara masif sebanyak banyaknya di Kabupaten Kota.

Justru yang dipertanyakan adalah, yang di kabupaten kota yang rendah-rendah, apa petugasnya kerja tidak itu?.

"Catatan saya meyarankan bukan tes yang rapid test (antibody) tapi Polymerase Chain Reaction (PCR). Itu dilakukan sebanyak banyaknya.  Rumus ini memang dipakai ketika pandemic penyakit menular," kata dia.

Selain itu juga ada rumus attact rate (AR) atau tingkat keterpaparan atau tingkat infeksi di masyarakat.

Untuk provinsi Kalsel berdasarkan data tanggal 3 Juni 2020 di Kalsel Attack rate = 22,51 per 100.000 jumlah penduduk di Kalsel, Sehingga secara nasional angka ini nomor 4 dari 34 provinsi.

Sedangkan untuk tanggal 4 Juni 2020, maka derajat Attack rate ( AR) di kalsel yaitu 26, 53 per 100.000 jumlah penduduk.

Positif Covid-19 di Kabupaten Tanahbumbu Jadi 133 Kasus, Terbanyak di Kecamatan Simpangempat

Pemkab Banjar Bakal Gencarkan Rapid Test, Deteksi Warga Positif Covid-19

Sejatinya, untuk menghidari penularan Covid-19 ini sudah ada "vaksin". Namun vaksin ini bukan berupa obat diminum dan bukan vaksin injeksi.

"Vaksin itu sejatinya sudah ditemukan sejak Januari 2020 oleh WHO, apa itu? yakni selalu pakai masker keluar rumah, Jaga Jarak 1,5 meter, hindari kerumuman dan rajin cuci tangan secara berkala. Jika hal ini diterapkan secara taat oleh masyarakat maka 85 sampai 90 persen tingkat untuk menghindari terkena Covid-19 berdasar WHO. (banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved