Berita Tanahlaut
Mahasiswa Politala Sukses Bikin Mesin Pencetak Pelet Ikan, Segini Kapasitas Produksinya
mahasiswa Politeknik Negeri Tanahlaut (Politala)merampungkan pembuatan mesin pencetak pelet apung pakan ikan/ayam.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Di tengah pandemi corona virus diseases (covid-19) saat ini, mahasiswa Politeknik Negeri Tanahlaut (Politala) tetap aktif berkarya.
Mereka baru saja merampungkan pembuatan mesin pencetak pelet apung pakan ikan/ayam. Bahkan Minggu (7/6/2020) hari ini mesin tersebut diantarkan kepada pemesan di Desa Bluru, Kecamatan Batuampar.
"Kapasitasnya 75 hingga 100 kilogram per jam. Ini sesuai permintaan pemesan," ucap Anggun Angkasa, dosen Prodi Teknologi Otomotif Politala.
Bersama dua mahasiswanya, Angkasa membikin mesin pencetak pelet pakan apung tersebut sejak sekitar dua bulan lalu di kampus Politala di kawasan Jalan A Yani, Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari.
• VIDEO Mahasiswa Politala Sulap Limbah Kulit Galam Jadi Arang Berkalori Tinggi
• Jalani Studi di Taiwan, Begini Kisah Mahasiswa Politala Asal Flores Manggarai NTT
• Peduli Warga Terdampak, Mahasiswa Politala Bagi Sembako hingga Masker
"Sebenarnya sebulan pun selesai kalau kondisi normal. Kali ini agak lama karena selama pandemi covid-19 aktivitas kan menjadi terbatas," jelasnya.
Dikatakannya, pembuatan mesin pelet pakan apung tersebut dilakukan hanya saat waktu senggang yakni selepas jam kerja, biasanya malam. Lalu, pada hari libur akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
"Kalau saat libur sejak pagi hingga malam. Nah, kalau pada hari kerja, malam hingga sekitar pukul 22.00-23.00 Wita," paparnya.
Ia menuturkan modal pembuatan mesin pencetak pelet pakan apung bermesin diesel 24 PK tersebut sedikitnya sekitar Rp 25 juta. Pihaknya melepas ke pasaran hanya sekitar Rp 30 juta.
Angkasa mengatakan penggunaan mesin tersebut mampu menekan biaya produksi pembudidayaan ikan/ayam hingga 50 persen. Pasalnya, petani dapat membikin pakan secara mandiri, mudah, dan cepat.
Selama ini para pembudidaya ikan/ayam membeli pelet pakan apung maupun pakan tenggelam di pabrik perusahaan pakan ternak. Ini tentu perlu biaya lebih banyak, belum lagi cost angkutannya.
Melalui mesin pencetak pelet pakan apung tersebut secara mudah petani dapat menyediakan pakan. Bahan yang digunakan biasanya berupa campuran jagung, dedak, dan ikan afkiran.
Beberapa waktu lalu Angkasa juga telah memasok mesin pencetak pelet tenggelam pesanan petani di Desa Telaga, Kecamatan Pelaihari.
"Alhamdulillah hingga sekarang tak ada keluhan apa pun. Kami selalu siap membantu melakukan perbaikan jika misalnya ada trouble," tandasnya.
Lebih lanjut ia menuturkan sementara waktu ini pihaknya memproduksi mesin pencetak pelet pakan apung/tenggelam dan alat mesin teknologi tepat guna lainnya berdasar pesanan (order). Namun dimungkinkan kelak memproduksi secara berkelanjutan.