Berita Tanahlaut
Tak Miliki Alat ini, Segini Biaya Bulanan Pemusnahan Darah yang Ditanggung PMI Tala
biaya pemusnahan darah yang ditanggung PMI Tala lumayan besar yakni sekitar Rp 5 juta.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Meski telah memiliki gedung yang megang di kawasan strategis, namun markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), belum memiliki perlengkapan yang memadai.
Contohnya incenerator yang hingga kini belum dimiliki.
Padahal keberadaan alat pemusnah alat/perlengkapan medis ini sangat diperlukan guna meminimalisasi biaya operasional.
Informasi diperoleh banjarmasinpost.co.id, Minggu (28/6/2020), biaya pemusnahan darah yang ditanggung PMI Tala lumayan besar yakni sekitar Rp 5 juta.
• Kebiasaan Oma Betrand Peto Bila Ruben Onsu Dan Sarwendah Video Call, Onyo Bereaksi Aneh
• Setop Pamer Tubuh Berbikini Kini Luna Maya Pamer Sepeda Rp 60 Juta, Ini Penampakannya
• Reaksi Dewi Perssik Begitu Temukan Chat Ini di HP Suami, Angga Wijaya Dituduh Prostitusi
Ini belum termasuk biaya operasional lainnya yang jumlahnya juga tak sedikit.
Mengenai hal itu, Bagian Umum PMI Tala, H Johansyan tak menepis.
"Iya memang kami belum punya incenerator sehingga untuk pemusnahan darah ya mesti dilakukan pada pihak lain yang punya fasilitas itu," jelasnya.
Ia menuturkan selama ini pihaknya memusnahkan darah di salah satu rumah sakit swasta di Kota Pelaihari.
Berapa biayanya? "Rata-rata Rp 5 juta sebulan. Cukup besar juga kalau dikali selama setahun berarti mencapai Rp 60-an juta," sebutnya.
Pengeluaran total selama satu bulan ditambah gaji 13 orang, lanjutnya, sekitar Rp 100 juta.
Karenanya jika PMI Tala memiliki incenerator tentu beban operasional dapat ditekan cukup signifikan.
"Semoga saja ada pihak atau dermawan yang membantu pengadaan incenerator sehingga PMI Tala bisa lebih maksimal lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan darah," tandasnya.
Dikatakannya, harga incenerator lumayan mahal hingga miliaran rupiah.
Karenanya, berat bagi PMI jika secara mandiri membeli alat itu.
