Wabah Virus Corona

Akhirnya WHO Ungkap Bukti Penelitian Virus Corona Menyebar dan Menular di Udara

Akhirnya WHO Ungkap Bukti Penelitian Virus Corona Menyebar dan Menular di Udara

Editor: Rendy Nicko
RSUD Sawerigading via TribunPalopo
Ilustrasi, pasien virus corona dibawa ke rumah sakit. Akhirnya WHO Ungkap Bukti Penelitian Virus Corona Menyebar dan Menular di Udara 

WHO memaparkan, ada satu studi eksperimental yang mengukur jumlah tetesan (droplet) dalam berbagai ukuran yang ternyata tetap melayang di udara.

Namun, penulis penelitian tersebut mengakui, hipotesis ini belum divalidasi antara manusia dan SARS-CoV-2.

Selain studi tersebut, model eksperimental lain menemukan bahwa individu yang sehat dapat menghasilkan aerosol melalui batuk dan berbicara.

Lalu, ada model eksperimental lain lagi yang menyarankan variabilitas yang tinggi antara individu dalam hal tingkat emisi partikel selama berbicara dengan peningkatan tingkat amplitudo vokalisasi.

Ahli menyebut, perlu lebih banyak penelitian terkait implikasi rute penularan airborne.

Studi eksperimental menghasilkan aerosol terinfeksi menggunakan nebulator jet bertenaga tinggi dalam kondisi laboratorium yang terkontrol.

Studi ini menemukan RNA virus SARS-CoV-2 dalam aerosol pada sampel udara bertahan hingga 3 jam. Sementara studi lain menunjukkan selama 16 jam. Akan tetapi, harus diingat bahwa temuan ini berasal dari eksperimen yang diinduksi, dan mungkin tidak merefleksikan aerosol yang terperci dari batuk seseorang.

Kemudian, ada beberapa studi yang dilaksanakan dalam lingkungan kesehatan yang merawat pasien Covid-19 tetapi tidak menggunakan prosedur yang menghasilkan aerosol. Studi ini melaporkan adanya RNA SARS-CoV-2 di sampel udara.

Sebaliknya, ada juga penyelidikan serupa yang dilakukan di tempat perawatan medis dan perawatan non-medis yang tidak menemukan adanya RNA SARS-CoV-2.

Secara keseluruhan, tidak ada studi yang menemukan virus yang layak di sampel udara, dan kalaupun ditemukan RNA SARS-CoV-2, jumlahnya sangat kecil bila dibandingkan dengan volume udaranya.

WHO juga menegaskan bahwa deteksi RNA menggunakan reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) assay berbasis tes tidak selalu mengindikasikan replikasi dan infeksi-kompeten (viable) virus yang dapat menular dan mampu menyebabkan infeksi.

Penularan SARS-CoV-2 lewat udara, terjadi di mana saja?

Laporan klinis dari petugas kesehatan yang terpajan kasus Covid-19 dan tidak melakukan prosedur medis penghasil aerosol, tidak menemukan penularan nosokomial saat menggunakan tindakan pencegahan seperti alat pelindung diri (APD).

Pengamatan ini menunjukkan, transmisi aerosol tidak terjadi dalam konteks ini.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan apakah mungkin mendeteksi SARS-CoV-2 dalam sampel udara di mana tidak ada prosedur medis penghasil aerosol yang dilakukan. Selain itu juga untuk mengetahui peran aerosol dalam transmisi SARS-CoV-2.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved