Berita Banjarbaru
Kalsel Status Siaga Darurat Bencana Kabut Asap dan Karhutla, Begini Persiapan BPBD Kalsel
Di tengah Pandemi Covid 19, BPBD Kalsel terus melaksanakan tupoksi utama yakni penanganan bencana Karhutla.
Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Kendati masih diguyur hujan, titik api (hotspot) mulai terdeteksi di sebagian wilayah Kalimantan Selatan.
Di tengah Pandemi Covid 19, BPBD Kalsel terus melaksanakan tupoksi utama yakni penanganan bencana Karhutla.
Berdasarkan UU No 27 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Inpres No 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBP Provinsi Kalsel, S.Dinarja.MH mengatakan BPBD Provinsi Kalimantan Selatan telah Mengeluarkan Surat kepada Gubernur Kalimantan Selatan dengan Nomor 188.44/0487/KUM/2020 tentang Siaga Penanganan Bencana Kabut Asap akibat kebakaran hutan dan lahan pada 29/06/2020 dan yang efektifnya telah berlaku pada 01/07/20 sampai dengan 30/11/20 selama lima Bulan ke depan.
• Idul Adha Ditengah Pandemi, Pelaksanaan Kurban Wajib Terapkan Protokol Kesehatan
• May Lee Berharap Proses Cerainya dengan Okan Kornelius Cepat Selesai, Ini Alasannya
• Ketua DPR RI Cerita Manfaat dari Drama Korea, Puan Maharani Suka Crash Landing On You
"Selain surat kepada Gubernur, BPBD juga telah memberikan laporan kepada Kemenkopolhukam pada saat Rapat Koordinasi terbatas di Jakarta yang disampaikan oleh Sekda Kalsel tentang kesiapan dan langkah awal penanganan karhutla," unngkapnya kepada Banjarmasinpost.co.id, Kamis, 09/07/20.
Dinar mengatakan ada beberapa titik vital yang menjadi fokus utama yaitu di kawasan Guntung Damar Kota Banjarbaru yang berada di titik ring satu kawasan objek vital di Kalsel.
"Dengan dimulainya bimbingan kanal-kanal untuk pembasahan lahan yang telah dikerjakan oleh Dinas PUPR beserta Dinas Kehutanan Prov Kalsel dan telah ditindaklanjuti melalui Rakor, maka BPBD Kalsel telah melakukan Rapat persiapan aktifasi poskomando untuk penanganan karhutla yang telah dilaksanakan pada 08/07/20," lanjutnya.
Ia mengatakan rapat tersebut bertempat di BPBD Prov Kalsel yang dipimpin langsung oleh PLT Kalaksa, Roy Rizali Anwar bersama BNPB yang diwakili PLT Direktur Penanganan Darurat, Budhi Erwanto, perwakilan dari Kapolda Kalsel, Korem 101/antasari, BPBD kab / Kota se kalsel, Dinas Kehutanan, Manggala Agni serta stakeholder terkait.
Rapat tersebut telah disepakati bahwa aktifasi poskomando satu akan dilaksanakan pada 01/07/20 sampai dengan 30/11/20 atau selama empat bulan serta kesiapan kabupaten dan kota untuk bersama menangani Covid dan Karhutla.
"Secara keseluruhan Tim BPBD Provinsi Kalsel akan segera melakukan penanganan terhadap lima wilayah yang sering terjadi Karhutla dan berimbas ke akses objek vital yakni Banjarbaru, Tanah Laut, Tapin, Kab. Banjar dan Batola," lanjutnya.
Ia menambahkan untuk mengahadapi situasi itu BPBD Kalsel menyiapkan 313 personel ditambah personel dari Kabuoaten dan Kota di Provinsi Kalsel
"Untuk sementara jumlah personel gabungan kurang lebih 800 orang yang terdiri dari BPBD provinsi dan kabupaten serta kota dengan melibatkan masyarakat peduli api dan kelompok relawan lainnya," ungkapnya
Dinar juga menambahkan selain itu ada tambahan personel dari Polda dan Korem serta Kodim dan Polres setempat serta perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah tersebut.
Ia melanjutkan untuk ketersediaan dana mengahadapi masalah karhutla kurang lebih 2,6 Milyar yang terdiri dari uang lelah 100 ribu per hari ditambah uang makan dan minum 35 ribu perhari.
"Ada penurunan dana sebesar 20 ribu dari tahun lalu karena ada refocusing anggaran untuk covid serta BBM peralatan pendukung maupun peralatan utama (mesin pemadam baik portabel apung maupun gendong) dan anggaran ini dipergunakan hanya untuk 2 Bulan operasional," terangnya.
Ia menambahkan untuk sisanya pihak BPBD Kalsel mohon kepada BNPB dengan Dana Siap Pakai (DSP) untuk Provinsi dan 13 Kab/Kota dengan permohonan seluruhnya kurang lebih Rp 8,9 milyar untuk mendukung 2 bulan masa aktifasi yaitu Oktober dan November 2020.
Dinar juga mengatakan pihak BPBD telah membuat permohonan melalui Gubernur Kalsel yang telah disampaikan ke BNPB mengenai pengadaan heli waterbombing sebanyak delapan unit serta dua unit heli untuk patroli dengan jenis Bel dan WB dan Jenis Mi 17 atau Mi 18 yang telah diserahkan kepada BNPB.
"Sudah kita kirim surat permohonan tentu berharap dapat disetujui untuk kesiapan kita menghadapai fenomena Kebakaran Hutan dan Lahan," lanjutnya.
Ia berpesan kepada seluruh masyarakat Kalsel untuk selalu menjaga alam dan alam akan menjaga kita, berhenti membakar lahan dan hutan.
"Dalam masa Karhutla nanti tetap pakai masker paling utama, seperti pesan Gubernur bergerak bersama padamkan api dimulai dari api yang kecil jangan sampai menjadi besar," tegasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Stan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/20200709_stan_rapat-koordinasi-bpbd-kalsel-pencegahan-bencana-karhutla_1.jpg)