Berita Tapin
Kodim 1010 Rantau Hasilkan Inovasi Ramuan Organik Tanaman dan Ternak Bantu Petani, Tujuannya Ini
Kodim 1010 Rantau hasilkan inovasi baru membantu petani maupun peternakan di masa pandemi Covid-19 dengan ramuan organik tanaman dan organik ternak.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Kodim 1010 Rantau sebagai aparat teritorial mengupayakan inovasi-inovasi terbaru yang sangat membantu petani maupun peternakan di masa pandemi Covid-19.
Inovasi program ketahanan pangan berupa membuat ramuan organik tanaman (rotan) dan ramuan organik ternak (roter) dari sisa buah-buahan dan tanaman sayuran dan perut ikan nila .
Produk rotan dan roter itu dipamerkan dalam kegiatan komunikasi sosial bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Tapin di halaman Makodim 1010 Rantau, Jumat (17/7/2020).
Serda Bagus Iswandi menyakini perlakukan pertanian menggunakan rotan dan roter akan menelan biaya produksi yang dikeluarkan para petani maupun peternak sehingga efisien dan bisa ditekan sampai 50 persen dari biaya produksi.
Sersan Dua (Serda) Bagus Iswandi mengatakan rotan mampu mengurai residu tanah dalam budidaya pertanian.
• Update Corona Kalsel Hari ini Tambah 101 Terpapar Covid-19, Terbanyak HSU 40 & Tanahlaut 26 orang
• Jadwal Sidang Isbat Penetapan Idul Ada 2020 Dzulhijjah 1441 H, Cek Video Streaming TVRI & Kemenag
• Pandemi Corona, Omset dan Produksi Pengrajin Purun Binaan IPEMI Kalsel Terdampak
• Menteri Kesehatan Serahkan Santunan untuk Tenaga Kesehatan Meninggal Tangani Covid-19 di Kalsel
Itu bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian yang sehat dikonsumsi.
Kemudian, sosialiasi tentang pembuatan ramuan organik ternak (roter) yang dapat dilakukan kepada ternak unggas seperti bebek dan ayam dan rumansia, seperti jenis sapi dan kambing.
"Jika ditetapkan maka produk daging dan telur akan sehat dikonsumsi," katanya.
Pengembangan Roter dapat diterapkan tidak hanya pada bidang peternakan saja.
"Usaha perikanan. Ini tujuannya untuk hasil pertanian maupun peternakan itu lebih maksimal," kata Serda Bagus Iswandi.
Bahan membuat rotan sangat mudah didapat, itu seperti usus ikan nila, ragi tapai, air cucian beras, gula aren, jagung, akar kangkung, kacang panjang, air kelapa, pebaya, mangga dan nanas.
"Bahan-bahan untuk pembuatan rotan diproses sterilisasi memakai alkohol 70 persen. Bahan itu dicampur dan dihaluskan dengan blender untuk fermentasi selama 14 hari," katanya.
Proses fermentasi berhasil jika aromanya tercium segar. Sebaliknya jika aromanya busuk, maka proses fermentasi tidak berhasil.
"Fermentasi yang bethasil benruknya cair sebagai bioaktivator jadi bisa untuk sebagai faktor pembuatan pupuk padat maupun pupuk cair," jelasnya.
Ujicoba sudah dilakukan di lahan pertanian Komunitas petani peternak Mandiri Kalimantan Selatan. Anggota Komunitas itu dari petani Tapin, Kandangan dan Tabalong.
(banjarmasinpost.co.id/mukhtar wahid)
