Berita Ekonomi

Usaha Belum Normal, Pelaku UMKM di Banjarmasin Harapkan Dapat Stimulus Dana Pemulihan Ekonomi

Memasuki pekan pertama Agustus 2020, masih ditemukan tambahan kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya Banjarmasin.

Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
Banjarmasinpost.co.id/Mariana
Kedai Manggatar sudah melayani pembeli minum di tempat. 

Editor: Edi Nugroho

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Memasuki pekan pertama Agustus 2020, masih ditemukan tambahan kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya Banjarmasin.

Meskipun new normal telah digaungkan dan sejumlah aktivitas perekonomian kembali berjalan, tampaknya beberapa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih jalan di tempat.

Hal ini yang dirasakan pebisnis kuliner di Banjarmasin, Eka Heriyanti, yang mengeluhkan sepinya pembeli di era kenormalan baru yang sudah bejalan sejak Juni 2020 lalu.

Selain untuk Pengaduan, Bikin SIM dan SKCK Bisa Pakai Aplikasi Si Lamang Polres HSS

"Walaupun new normal penjualan tetap sulit tidak seperti sebelum adanya pandemi Covid-19. Namun dibandingkan sejak berlakunya PSBB sudah sedikit ada peningkatan kisaran 20 persen," jelas Owner Kedai Manggatar ini kepada Banjarmasinpost.co.id, Selasa (4/8/2020).

Selama new normal ia sudah kembali melayani pelanggan minum di tempat. Namun tetap dengan penerapan protokol kesehatan.

Selain jus mangga creamy yang menjadi produk andalan, ia juga membuat kuliner lainnya yakni es krim rasa buah seharga Rp 15.000 per cup dan pentol Rp 1.000 per biji.

Demi pemulihan ekonomi, Pemerintah Kota Banjarmasin telah mendapat dana insentif tambahan sebesar Rp 13,4 miliar dari pemerintah pusat.

Terkait adanya hal itu, Eka pun berharap mendapatkan bantuan guna menambah permodalan usahanya.

"Saat ini kami sudah mendapatkan keringanan berupa restrukturisasi dari perbankan, yang mana selama enam bulan sejak April lalu hanya membayar bunga angsuran sebesar Rp 55.000 per bulan," ungkapnya.

Jadwal & Link Live Streaming Inter Milan vs Getafe di Liga Europa, Prahara Conte

Pada program pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) tersebut, ia tidak membayar angsuran selama enam bulan terhitung sejak April 2020. Dan akan membayar angsuran kembali pada Oktober 2020.

Senada, pebisnis kuliner lainnya Siti Aminah turut berharap mendapat bantuan dari pemerintah terkait permodalan usaha di masa pandemi.

"Dalam berusaha biasanya tidak hanya modal untuk produksi saja, namun ada hal-hal lain yang diperhatikan di antaranya sewa tempat usaha, tagihan listrik yang melonjak, gaji karyawan yang bantu-bantu usaha," kata dia.

Selama pandemi, penjualan kue kering dan kue basah miliknya sangat sepi peminat. Omzet menurun drastis sekitar 60 persen. Bahkan di hari-hari besar keagamaan pembeli juga tidak signifikan.

Ia menjual berbagai varian kue kering di antaranya putri salju, kue kacang, kue nanas, kue melinjo dipatok Rp 60.000 per 500 gram. Ada pula bolu gulung dan kue basah lainnya mulai Rp 30.000. (Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved