Berita Tanahlaut
Catut Petinggi Kampus Politala Kabupaten Tanahlaut, Pelaku Tipu Mahasiswa Modus Begini
Waspadalah penipuan bermodus pencatutan nama pejabat. Kali ini nama petinggi Politeknik Negeri Tanahlaut (Politala) jadi sasaran dicatut oleh pelaku.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Waspadalah, beberapa pekan terakhir kasus penipuan terjadi di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel). Sejumlah nama orang penting di daerah ini dicatut guna mengelabui calon korbannya.
Kali ini giliran petinggi Politeknik Negeri Tanahlaut (Politala) yang dicatut, Anton Kuswoyo, yang menjabat wakil direktur Bidang Kemahasiswaan. Pelaku pun mengincar mahasiswa kampus setempat sebagai sasaran.
Bahkan aksi pelaku sukses. Mahasasiwa yang menjadi korban yakni Nurul Fatimah yang merupakan pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Politala.
"Saya prihatin atas kejadian ini. Saya mengimbau mahasiswa lebih berhati-hati, jangan mudah percaya pada nomor HP/WA baru meski mengatasnamankan orang yang sudah dikenal," ucap Anton, Jumat (7/8/2020).
• B-Talk Hari Ini Bicara Trend Bersepeda, Saksikan Live di Youtube, Facbeook dan Instagram
• Ungkap Kasus Sabu 300 Kg, Gubernur Kalsel Acung Jempol Polda Kalsel, Begini Apresiasi Paman Birin
• Warga Palangkaraya ini Kaget Sepeda Motor Suaminya Diduga Dibakar Orang Tak Dikenal
• Sempat Dua Hari Dirawat di Fasyansus, Balita Asal Pelaihari Ini Akhirnya Terbebas dari Covid-19
Apalagi, lanjutnya, jika berkaitan dengan uang. Hendaknya tidak mudah percaya begitu saja tanpa bertemu langsung atau setidaknya lebih dulu kroscek kepada beberapa pihak.
"Apalagi sekarang zaman sulit cari uang, mulai banyak pelaku kejahatan beraksi dengan beragam cara atau modus. Jadi, harus benar-benar waspada," tandas Anton.
Ia menceritakan, pelaku beraksi dengan menggunakan nomor (SIM card) baru. Lalu mengirim pesan singkat atau SMS (short message service) kepada mahasiswanya, Nurul.
Awalnya, pelaku menanyakan apakah ada mahasiswa yang berjualan pulsa. Nurul yang memang kebetulan berjualan pulsa pun segera merespons dan menyatakan berjualan puasa dan kuota internet.
Nurul tak menaruh rasa curiga sama sekali karena pada pelaku mengaku sebagai wakil direktur bidang kemahasiswaan Politala yang memang sangat dikenal. Apalagi pelaku mencantumkan nama lengkap dan gelar akademis lengkap pula.
Mengutip penuturan Nurul, Anton mengatakan mahasiswanya itu mengira Wakil Direktur sedang kehabisan pulsa dan kuota sehingga pakai nomor (SIM card) yang lain.
Terlebih, beberapa hari sebelumnya Nurul memang ada berkomunikasi dengan Wakil Direktur (Anton) membahas kegiatan kemahasiswaan.
Melalui pembicaran via SMS tersebut, pelaku kemudian minta dikirimi pulsa senilai Rp 150 ribu dan akan dibayar melalui transfer keesok harinya.
Nurul mulai curiga saat pulsa telah ditransfer, namun berjeda tak terlalu lama, pelaku yang mengadu Wadir tersevut minta dikirmi pulsa lagi.
Beruntung Nurul kemudian segera mengonfirmasi Wakil Direktur melalui nomor WA (whatapps) yang selama ini digunakan. Barulah terungkap telah terjadi penipuan.
