Berita Tanahlaut
Lima Desa di Tala Diusulkan Jadi Proklim, Begini Harapan Warga
Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup kembali menggelar Program Kampung Iklim (Proklim).
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup kembali menggelar Program Kampung Iklim (Proklim).
Sejumlah daerah di negeri ini, termasuk di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), pun mulai melakukan persiapan.
Data diperoleh pada Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Tala, tahun ini ada lima desa/kelurahan yang diajukan pada penilaian proklim tingkat nasional tersebut.
Kelima desa tersebut yakni desa yaitu Kelurahan Karangtaruna di Kecamatan Pelaihari, Desa Damit di Kecamatan Batuampat, Tirtajaya di Kecamatan Bajuin. Lalu, Desa Asrimulya di Kecamatan Jorong, Pagatanbesar di Kecamatan Takisung, dan Desa Sumberjaya di Kecamatan Kintap.
• Tangis Dede Sunandar Imbas Diperlakukan Sule Begini, Ayah Rizky Febian Sampai Buat Sahabatnya Teriak
• Hubungan Rizky Billar dengan Rey Mbayang dan Dinda Hauw Kini, Kekasih Lesty Kejora Disebut Begini
• Solihin Gas dari Batang Alai Selatan HST Viral, Tak Malu Belajar ini kepada Temannya][p-
Proklim dimaksudkan untuk mendorong partisipasi aktif keterlibatan masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, serta pengurangan emisi gas rumah kaca.
Kalangan warga Tala berharap peran serta daerah pada program kementerian tersebut tak sekadar untuk meraih predikat juara.
Lebih dari itu benar-benar diimplementasikan secara intens dan terpadu.
"Ada tidak penilaian proklim, pembinaan masyarakat agar mencintai dan merawat lingkungan mesti terus digalakkan. Jadi, jangan hanya karena ada lomba," ucap Dani, warga Pelaihari, Minggu (9/8/2020).
Pekerja swasta ini mengatakan penguaan peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan memang teramat penting.
Apalagi seiring pesatnya kemajuan teknologi dan aktivitas manusia juga berimbas terhadap terus merosotnya kualitas lingkungan.
"Paling sederhananya terhadap kecintaan menjaga pohon menghijauan saja. Hal ini juga masih perlu terus digalakkan karena kadang masih ada saja yang suka menebang pohon penghijauan," sebut Mahdianor, warga Angsau, Pelaihari.
Ia mengaku sedih ketika melihat pohon penghijauan telah tumbuh subur dan tinggi, tapi kemudian justru dipangkas secara ekstrem dahan dan rantingnya.
Ironinya, kadang hal itu menyebabkan kematian pohon tersebut.
"Kan sering kita lihat di tepi jalan raya, sudah besar dan subur pohonya, eh dipangkasi membabi buta. Namanya pohon penghijauan, masa dibikn kerdil, ya kan fungsinya jadi hilang dong," tandasnya.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
