Berita Banjarmasin
Wakil Wali Kota Banjarmasin Hermansyah Penasaran Main Ketapel
Menurut Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hermansyah, permainan ketapel atau ketekan ini perlu dilestarikan supaya tidak punah.
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASIN POST.CO.ID, BANJARMASIN - Rasa penasaran terpancar di wajah Wakil Wali Kota Banjarmasin, H Hermansyah, sewaktu mencoba permainan tradisional ketapel, Selasa (18/8/2020).
Itu terjadi di Kampung Permainan Tradisional yang dikelola Yayasan Bina Banua Pendamai, Jalan Teluk Tiram, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel ).
Bidikan ketapel yang dilakukan orang nomor dua di Kota Seribu Sungai tersebut masih belum mengenai sasaran berbentuk bulatan yang menggantung di depan.
"Saya ingin mencoba lagi, supaya kena," kata Hermansyah sambil tertawa. Walau pun sudah mencoba empat kali, tapi tak satu pun mengenai sasaran.
Menurut dia, permainan ketapel atau ketekan ini perlu dilestarikan supaya tidak punah.
Ketekan yang dilakukan Wakil Wali Kota Banjarmasin ini sebagai pertanda diresmikannya permainan Ketekan Banua (Keteban).
• UPDATE Covid-19 Kalsel: Positif Bertambah 40 Orang, Terbanyak dari Banjarmasin
• VIDEO Wakil Wali Kota Banjarmasin Imbau Perusahaan Bantu Kampung Permainan Tradisional
• Wakil Wali Kota Banjarmasin Berharap Kampung Permainan Tradisional Pendamai Dapat CSR
• Hanya Banjarmasin Tak Lampaui Target Swab Masif, Ini Penjelasan Kadinkes Machli Riyadi
• Banjarmasin Sudah Ada 9 Kelurahan Zona Hijau dan 4 Kelurahan Zona Kuning Covid-19, Ini Daftarnya
• Kabar Gembira, Gaji ke-13 ASN Pemko Banjarmasin Sudah Cair
Pembina Yayasan Bina Banua Pendamai Jalan Teluk Tiram, Muhammad Suriani, mengatakan, dirinya membentuk komunitas ini supaya anak-anak kembali menekuni permainan ini.
"Tujuan saya membentuknya bukan untuk menembak burung atau orang lain, tapi hanya melestarikan. Apalagi, permainan ketapel ada komunitas dan dilombakan tingkat nasional," ungkapnya.
Keteban sendiri bikinan Suriani dab tak sembarangan dan asal ulah. "Ketapel yang saya bikin sesuai standar dan bisa digunakan buat lomba ketapel," paparnya.
Suriani pun bercerita, karet yang digunakannya pun dipesan dari Shanghai, Cina, se kotaknya Rp 25.000.
"Kalau karet bikinan disini kualitasnya kurang bagus. Jadi, saya memesannya ke Shanghai, Cina. Pelurunya beli di Jakarta, harganya dalam satu kotak berisi 100 biji Rp 19.000," ucapnya.
Lalu tempat pelurunya dibikin dari sepatu bekas kulit tentara, sehingga cukup kuat. "Saya berharap ketapel ini bisa dimanfaatkan, terutama di komunitas permainan tradisional Pendamai, sehingga bisa berkembang.
(Banjarmasin post.co.id/Syaiful Anwar)
