Berita Balangan
Event Bapidak Biji Para di Balangan, Kenalkan Budaya Lokal Permainan Tradisional
Ratusan peserta bapidak biji para (memecahkan biji karet; red) bersaing di ajang Bapidak yang digelar oleh komunitas pemuda di Balangan, Minggu (23/8/
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN- Ratusan peserta bapidak biji para (memecahkan biji karet; red) bersaing di ajang Bapidak yang digelar oleh komunitas pemuda di Balangan, Minggu (23/8/2020) malam.
Ada kurang lebih 300 peserta yang ikut dalam perlombaan tersebut. Tak tanggung-tanggung, bahkan peserta menyiapkan biji para terkuat dari daerah lain.
Ketua Pelaksana kegiatan, Normansyah Sasi menerangkan, pemenang merupakan peserta dari wilayah Paringin. Diketahui, biji para yang berhasil mendapatkan juara pada pertandingan tersebut berasal dari wilayah Kandangan.
Kekuatan biji para juga diprediksi dari bagaimana ketebalan dan usia biji para. Bukan dari cara pemecahan lawan ketika pertandingan.
Ada beberapa sesi dalam pertandingan tersebut. Sesi pertama dimulai adanya dua orang yang beradu pemecahan biji para.
• PUPR dan Kontraktor Pembangunan Gedung Baru Bakeuda Berjanji Perbaiki Rumah Warga Yang Retak
• Update Covid-19 Kabupaten Banjar: Total Positif 700 Orang, GTPP Ingatkan Warga Pakai Masker
• Dongkrak Beli Rumah, BTN Banjarmasin Gulirkan Berbagai Model KPR, Kembangkan Aplikasi BTN Properti
Mereka secara bergantian memukul biji para. Setiap orang mendapatkan jatah tujuh biji para untuk ditanding. Apabila, satu di antaranya ada sisa dari tujuh biji tersebut, maka bisa berlanjut ke sesi berikutnya.
Beberapa lawan harus dihadapi oleh para juara, hingga didapatkan satu pemenang utama.
Oleh panitia, ada empat juara yang dipilih, yakni juara satu, dua, tiga dan harapan. Mereka mendapatkan hadiah berupa uang tunai, bingkisan, dan beberapa hadiah menarik lainnya.
Terlepas dari itu, antusias pemain dan penonton begitu tinggi untuk lomba traditional kali ini. Mereka juga menantikan nama disebut saat pertandingan dimulai. Ada pula yang datang hanya sebagai pendukung.
Karena pertama kali diadakan, lomba ini rupanya merupakan inisiasi dari Normansyah sendiri. Sebutnya, pemikiran adanya gelaran bapidak berawal dari kegiatannya yang biasa nongkrong bersama teman. Sayangnya ketika bersama, teman-temannya asik bermain handphone.
"Berawal dari kekecewaan saat nongkrong bersama teman. Karena mereka sibuk main game yang sempat booming smartphone. Karena saya tidak suka permainan itu, dan dendam pada game online, tiba-tiba ada ide," ucap Norman.
"Ide itu muncul saat mendengar adanya mangga yang jatuh di atap cafe tempat kami nongkrong. Seketika langsung ingat permainan bapidak biji para," tambah Norman.
Lantas, bertepatan dengan kemeriahan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kali ini, ia dan beberapa pemuda lainnya di Balangan menggelar lomba tersebut. Nampaknya pula, acara begitu diminati dan berjalan lancar. (Banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)
