Wabah Corona di Kalsel

Status Covid-19 Kalsel Turun dari Merah Menjadi Orange, Gugus Tugas Beli Alat Apheresis

Gugus tugas percepatan penanganan Covid 19 Kalsel membeli alat apheresis untuk pengambilan plasma konvalesen.

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/man hidayat
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Roy Rizali Anwar 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Guna makin mengoptimalkan penanganan Covid-19, Pemprov Kalsel melalui Gugus tugas percepatan penanganan Covid 19 Kalsel membeli alat apheresis untuk pengambilan plasma konvalesen.

Plasma konvalesen sendiri merupakan plasma darah yang diambil dari orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19, kemudian diproses agar bisa diberikan kepada pasien yang sedang terinfeksi virus corona.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, alat ini difungsikan untuk menekan resiko kematian dan percepat penangan Covid-19.

Roy berujar, alat apheresis sudah berada di RSUD Ulin Banjarmasin sejak dua pekan lalu.

"Nanti Gubernur Kalsel yang akan meresmikan dalam waktu dekat" tandas Roy.

Kotabaru Bertahap Gelar Swab Masif Covid-19, Sasar Wilayah di Zona Merah

Update Covid-19 Kabupaten HST: Dari Zona Oranye Menjadi Zona Merah

Ahli Beda Pendapat Soal Zona hijau, Jubir GGTP Kalsel: Fokuskan Penanganan Zona Merah

Diperjelasnya, kalau saat ini dalam tahap penyusunan Santar Operasional Prosedur (SOP), serta pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) dan mendata para pendonor plasma.

Metode dengan menggunakan alat ini bisa meningkatkan angka kesembuhan. Senagaimana contoh yang di Surabaya dan Jakarta. "Melalui penanganan alat ini merupakan
satu alternatif untuk meningkatkan kesembuhan penyakit Covid. Alhamdulillah RSUD Ulin sudah punya alatnya," runut pria yang juga Kadis PUPR Kalsel itu.

Diurai Roy, Pemprov Kalsel juga tengah berupaya mengendalikan Covid-19 agar kasusnya bisa ditekan dan tidak meluas. Caranya, dengan terus melakukan swab secara masif.

"Sasaran swab di Kalsel adalah menyasar orang-orang yang berstatus suspek. Totalnya data hari ini sebanyak 846 atau dibulatkan 900 lebih di Kalsel. Kami minta agar kabupaten atau kota melakukan swab untuk mereka, guna memastikan terpapar Covid atau tidak," urai Roy.

Sehinggga, jika memang ada yang terpapar, menurutnya bisa langsung ditangani secara cepat dengan cara dikarantina atau diisolasi. Hal ini dilakukan agar tidak menjadi sumber penyebaran virus.

Selain itu, Pemprov Kalsel juga tengah berupaya menekan angka kematian. Caranya, dengan mendata orang-orang rentan yang berusia 60 tahun ke atas dan 9 tahun ke bawah. Serta, yang memiliki penyakit bawaan atau komorbit.

Roy membebeerkan, ada dua penyebab yang membuat pasien Covid-19 meninggal dunia. Yakni, terlambat ditangani karena tiba di fasilitas kesehatan dengan kondisi sudah parah. Serta, memiliki penyakit komorbit.

Belitung Utara Kembali Jadi Zona Merah, Ini Daftar 6 Kelurahan Zona Hijau Covid-19 di Banjarmasin

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, M Muslim menyampaikan, dalam beberapa pekan terakhir kasus baru Covid-19 di Kalsel jauh menurun. Diharapkan, hal itu tanda-tanda bahwa kasus Covid-19 di Kalsel mulai melandai. "Kami akan evaluasi selama 14 hari, untuk mengetahui apakah kasus benar-benar sudah melandai," ucapnya.

Sebab, selain kasus harian yang menurun, dia mengungkapkan, status Covid-19 Kalsel saat ini juga turun berada di warna orange. Dengan kategori risiko sedang. "Padahal sebelumnya warna merah, dengan kategori risiko tinggi," urai HM Muslim. (banjarmasinpost.co.id /Nurholis Huda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved