Berita HSS

Petani Semangka di Daha HSS Kalsel Merugi, Harga Anjlok Secara Bertahap, Faktor ini Penyebabnya

Rendahnya harga buah musiman yang ditanam petani saat kondisi lahan rawa kering itu, karena panen serempak.

Penulis: Hanani | Editor: Eka Dinayanti
Iwan untuk Banjarmasin Post
Aktivitas di anak sungai Desa Samuda, Kecamatan Daha Selatan yang kini ramai mengangkut buah semangka hasil panen para petani 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Petani di Kecamatan Daha Selatan hanya bisa pasrah.

Harga hasil kebun mereka, semangka terus anjlok secara bertahap, hingga di titik terendah yaitu Rp 500 per kilogram.

Rendahnya harga buah musiman yang ditanam petani saat kondisi lahan rawa kering itu, karena panen serempak.

Setiap hari, ribuan ton buah semangka dipetik, dan hasilnya dibeli pedagang pengumpul.

Potret Mengharukan Gala Sky Ardiansyah dan Vanessa Angel Dibagikan Bibi, Dukungan Sebelum Sidang

Terkuak Alasan Thari Eka Bercerai dari Dory Harsa, Ungkap Perlakuan Suami Nella Kharisma

Kebohongan Baim Wong Terbongkar Gegara Makanan, Paula Verhoeven Sampai Sebut-sebut Soal Chelzea

Adapun petani semangka yang saat ini panen, berasal dari Desa Samuda, Baruh Jaya, Habirau, Muning Tengah, Muning Baru, Tambahangan, Siang Gantung, Pihanin serta desa-desa lainnya yang meliputi KecamatanDaha Selatan.

Ketua Kelompok Tani Ray, Desa Samuda, Yusuf, kepada banjarmasinpost.co.id, Senin (21/9/2020) mengatakan, tahun ini merupakan harga terendah selama musim panen tiap tahunnya.

“Agustus 2020 kemarin, pertama kali panen harga masih 3.500, kemudian turun menjadi Rp 2.500, Rp 1.500, Rp 750, sampai akhirnya diharga terendah Rp 500. Sekarang Rp 600 sampai 750 rupiah per kilogram,” kata Yusuf.

Dengan harga rendah tersebut, kata Yusuf tentu saja petani tak bisa menikmati hasil panen yang tiap tahun menjadi harapan menambah kesejahteraan keluarga.

Padahal, 50 persen petani meminjam modal di bank untuk membeli bibit.

Untuk satu hektare bahkan modalnya sampai Rp 20 juta.

“Walaupun merugi, kami hanya bisa pasrah. Karena bagaimanapun jika sudah 2,5 bulan harus dipanen. Tak bisa ditahan sampai menunggu harga membaik,” jelasnya.

Disebutkan, tiap tahun rata-rata satu petani berkebun semangka minimal satu hektare, bahkan ada yang tujuh sampai delapan hektare.

Untuk di Desa Samuda saja, ada ratuan ton semangka yang dipetik tiap hari, lalu dijual kepada pedagang pengumpul.

Pedagang pengumpul tak hanya dari Kalsel, tapi juga dari Kaltim dan Kalteng.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved