Berita HSU
Pemkab HSU Berupaya Sadarkan Warga untuk Tak Lagi Gunakan Jamban Apung
Banyak anak sungai dimanfaatkan sebagian warga desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan, untuk membuat jamban apung.
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI – Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan, terus berupaya untuk mengurangi adanya Jamban Apung yang ada di sungai.
Kabupaten HSU dialiri oleh tiga sungai besar, yaitu sungai balangan, Sungai Tabalong dan Sungai Negara.
Dan tak heran jika banyak anak sungai yang melintas di banyak desa. Dan hal ini dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk membuat jamban.
Melalui Program Open Defecation Free (ODF), yaitu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, pemkab hsu berupaya untuk terus melakukan sosialisasi agar tidak menggunakan jamban apung lagi.
“Mengubah perilaku, itu yang sangat penting, agar warga tidak lagi menggunakan jamban apung. Jika sudah sadar, maka akan mudah untuk membiasakan menggunakan toilet,” ujar Kepala Dinkes HSU, dr Agus Fidliansyah, Senin (5/10/2020)..
• Pasar Modern Amuntai HSU Ramai Dikunjungi, Sayang Hawanya Panas dan Eskalator Tak Berfungsi
• Lapuk Termakan Usia, Mesin Tumbuk Purun di Desa Harusan Telaga HSU Rusak, Begini Nasib Pengrajin
• Peternak Unggas Sarang Burung Kabupaten HSU Ikuti Pelatihan Vaksinasi
• Warga Kian Mudah Melintasi Jalan Sarang Burung Kabupaten HSU
• Polres HSU Amankan 2 Orang Beserta Sabu dan Bong di Sungai Malang
• Sepeda Motor Dinas Kades Putat Atas di Kabupaten HSU Diembat Oknum Warganya
Untuk di wilayah perkotaan, sudah sangat jarang ditemukan adanya jamban apung yang ada di sungai.
Namun untuk beberapa desa yang masih berada di pelosok, masih bisa dengan mudah ditemukan.
Terlebih untuk di daerah rawa-rawa yang memerlukan biaya cukup mahal, jika ingin membuat toilet dengan membuat septic tank.
Seperti yang diungkapkan Ina, salah satu warga Desa Harusan Telaga, Kecamatan Amuntai Selatan, mengaku memang masih ada warga yang menggunakan jamban sungai dan mandi di sungai.
“Masih ada yang pakai namun tidak untuk setiap hari hanya saat mendesak karena toilet dirumah sedang dipakai, atau orangtua yang biasa masih memakai kalau untuk anak anak atau remaja sudah tidak ada lagi yang menggunakan, jamban apung biasanya juga digunakan untuk warga yang mencari ikan untuk berdiam menunggu hasil tangkapan,” ujarnya.
Saat ini terdapat 52 desa sudah ODF, dari 219 desa dan kelurahan. Masih banyak sekali desa yang perlu untuk ODF di Kabupaten HSU dan akan terus ditingkatkan jumlah desa ODF.
(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/jamban-apung-di-kecamatan-amuntai-selatan-kabupaten-hsu-kalsel-5102020.jpg)