Travel
Pusat Penjual Kembang Pasar Kayu Tangi Martapura Kabupaten Banjar, Para Acil Berderet Jualan Kembang
Tak kurang dari sepuluh acil penjual kembang berderet di Pasar Rakyat Kayu Tangi Martapura Kabupaten Banjar
Penulis: Milna Sari | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Penjual bunga rampai sudah bukan hal baru di Kalimantan Selatan. Banyak penjual bunga bisa ditemukan di tepi jalan maupun di pasar.
Namun berbeda dengan di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Para pedagang kembang dikumpulkan di satu kawasan sehingga tak sulit untuk mencari penjual kembang.
 
Kawasan pusat pedagang kembang, hal itulah yang tertulis di Pasar Rakyat Kayu Tangi Martapura. Tak kurang dari sepuluh wadah penjual kembang dapat ditemukan.
Tak hanya bunga rampai, pedagang juga menjual kembang yang sudah dipetik dari tangkai, belum dirangkai.
Harga kembang yang dijual pun bervariasi mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 35 ribu tergantung jumlah kembang dan kerumitan pengerjaannya.
• Entrepreneur Tala Ini Gagas PDAM Desa, Olah Air Keruh Jadi Jernih Higienis dengan Bahan Ini
• BREAKING NEWS Ibu Rumah Tangga Tewas Mengenaskan di Pasirputih Kabupaten Tala
• BREAKING NEWS - SPBU di Kapuh HST Kalsel Kerampokan, Alami Kerugian hingga Rp 80 Juta
Jika mengunjungi pusat pedagang kembang ini pengunjung tak hanya bisa membeli kembang, namun juga bisa melihat pedagang yang merangkai kembang untuk dijual.
Unik, pedagang juga sudah memiliki spanduk nama masing-masing di lapaknya. Misalnya Acil Miah, Acil Ati, dan Acil lainnya.
Para pedagang juga berjualan dari pukul 6 pagi hingga sore hari. Biasanya Acil penjual kembang berjualan secara bergantian, ada yang berjualan hanya hingga siang hari ada juga yang berjualan dari siang hingga sore hari.
Menariknya semua pedagang disebut Acil. Sehingga setiap lapak penjual diberi nama misalnya Acil Miah, Acil Ati hingga Acil Mulia.
 
Salah satu pedagang, Acil Miah kepada Banjarmasinpost.co.id Rabu (7/10/2020) mengatakan menjual kembang sudah menjadi pekerjaan turun temurun dari orangtuanya.
"Dulu mama yang berjualan kembang, terus saya yang melanjutkan," ujarnya.
Menjual kembang sebutnya memang biasa dilakukan oleh kaum perempuan.
"Anak saya laki-laki, jadi tidak berjualan kembang," sebutnya.
Menjual kembang hingga bunga rampai menurutnya harus dilakukan oleh kaum perempuan karena tak hanya menjual, mereka juga harus merangkai dan menyusun bunga yang akan dijual.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											