Berita Banjarmasin
Disdik Kota Banjarmasin Persiapkan Belajar Tatap Muka, Begini Pendapat Pengamat Pendidikan
Rencana Disdik Kota Banjarmasin akan melaksanakan belajar tatap muka di awal November ini, dinilai perlu dikaji ulang kembali.
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Rencana Disdik Kota Banjarmasin akan melaksanakan belajar tatap muka di awal November ini, dengan pertimbangan Banjarmasin sudah tinggal satu daerah zona merah tampaknya perlu dikaji terlebih dahulu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat Pendidikan, Dosen FKIP ULM Banjrmasin, Moh Yamin, Jumat (09/10/2020).
Menurutnya belajar dari daerah-daerah lain, bisa jadi zona hijau kembali berubah menjadi zona merah atau tetap. Sangat rentan apabila sekolah-sekolah dibuka kembali untuk tatap muka.
Jika dipaksakan untuk dibuka, itupun bukan untuk TK sederajat, SD sederajat. Anak-anak di jenjang itu masih potensial untuk lupa menjaga jarak dan lain seterusnya ketika berinteraksi dengan sesama temannya.
Selain itu, ada baiknya jika perlu tidaknya tatap muka, dikembalikan kepada sekolah dan Orang tua.
Berkaitan dengan fasilitas protokol kesehatan, barangkali untuk sekolah yang maju dan kuat secara pendanaan, hal tersebut tidak menjadi persoalan.
"Kondisinya berbeda jika sekolah tidak siap sehingga tidak bisa memaksakan ada tatap muka. Jika Saya boleh berpendapat, sebaiknya tetap saja pembelajaran jarak jauh demi kesehatan dan kebaikan bersama. Sehat adalah paling utama sehingga anak-anak tetap bisa belajar," terang Yamin.
Lanjut Yamin berpendapat, ada baiknya Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin mengambil sikap menunda pembelajaran tatap muka sesuai arahan kemdikbud hingga akhir tahun atau awal tahun.
Selain itu, Dinas Pendidikan juga perlu mengembalikan sepenuhnya kepada sekolah dan orangtua apakah tatap muka atau pembelajaran jarak jauh sudah sesuai dengan kesiapan masing-masing.
"Pada prinsipnya, pendidikan harus tetap diletakkan sebagai proses membangun kesadaran bahwa kesehatan adalah paling utama. Pendidikan diniatkan supaya semua peserta didik dapat memiliki kesadaran bahwa di masa pandemi bukan dan tidak mesti harus ada tatap muka,"jelasnya.
"Selemah-lemahnya cara belajar di masa wabah menular adalah yang dapat menghindar dari penyebaran. Dengan mengetahui itu, anak didik tetap bisa menjalankan tugasnya sebagai peserta didik," paparnya.
Untuk itu, kesadaran berpendidikan di masa wabah seperti ini menjadi rujukan Dinas Pendidikan sebelum menetapkan keputusan apakah perlu ada tatap muka atau tidak di awal November mendatang.
Setiap pilihan keputusan memiliki konsekwensi dan ini perlu diantasipasi karena ini berbicara nasib generasi dan perjalanan pendidikan ke depan.
"Harapannya adalah bahwa kesadaran berpendidikan di masa wabah saat ini juga dimiliki para pejabat kita, dan kita semua sehingga dengan kesadaran berpendidikan demikian, kita semua memiliki persepsi yang sama tentang urgensi kebijakan pendidikan di masa pandemi covid-19," jelasnya.
(banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)
