Ekonomi dan Bisnis
Jadi Makanan yang Disukai di Kalsel, Kepala KPw BI Sebut Ikan Gabus Salah Satu Pendorong Inflasi
Kepala KPw BI mengatakan Ikan Gabus atau yang dikenal ikan haruan menjadi salah satu pendorong inflasi di Kalsel
Penulis: Syaiful Anwar | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASIN POST.CO.ID - Ikan Gabus atau lebih dikenal iwak Haruan merupakan salah satu komuditas pendorong inflasi yang terjadi di Kalimantan Selatan.
Selain itu, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalsel, Amanlison Sembiring,Pendorong Inflasi juga ada bawang putih, minyak goreng, cumi-cumi dan bayam.
"Adapun komoditas yang menahan inflasi dengan andil terbesar adalah angkutan udara, daging ayam ras, pepaya, telur ayam ras dan bawang merah," katanya.
Ditambahkan Amanlison, pencapaian inflasi Kalsel sampai bulan September tersebut dan secara keseluruhan tahun 2020 diprakirakan lebih rendah dibanding sasaran inflasi nasional 2020 sebesar 3,0±1 persen.
• Pemkab Tanahlaut Gandeng Swasta Lakukan Budidaya Ikan Gabus
• Serunya Lomba Mancing di Desa Penggalaman Martapura, Targetnya Ikan Gabus atau Iwak Haruan
• Februari Inflasi di Kalsel Turun, Setiap Bulan Ikan Gabus Masih Jadi Pendorong Inflasi
Dia juga menambahkan pada September 2020, Kalsel mengalami deflasi sebesar 0,30 persen (mtm) dan 0,03 persen (ytd) serta inflasi 1,04% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya.
Sementara Kalimantan mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm), inflasi 0,54 persen (ytd) dan 1,13 persen (yoy). Secara nasional, deflasi pada September 2020 sebesar 0,05 persen (mtm), inflasi 0,89 persen (ytd) dan 1,42 persen (yoy).
"Di bulan September, deflasi Kalsel bersumber dari Kota Banjarmasin, Tanjung dan Kotabaru yang masing-masing mengalami deflasi sebesar 0,32 persen (mtm), 0,30 persen (mtm) dan 0,12 persen (mtm," katanya.
Berdasarkan kelompoknya, lanjut Amanlison, deflasi Kalimantan Selatan terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,83 persen (mtm), transportasi sebesar 0,68 persen (mtm) dan diikuti kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,17 persen (mtm).
(banjarmasin post.co.id/syaiful anwar)
