Berita Banjarbaru
Investor Cina Mulai Tanya-tanya Program Perkeretaapian di Kalimantan Selatan
Rencana membangun kereta api di Provinsi Kalsel mendapat perhatian dari calon investor Kingdom asal Cina.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Kereta api di Provinsi Kalimantan Selatan masih belum terwujud. Penyebabnya perlu investor asing untuk menggarapnya.
Belakangan, ada calon investor yang bertanya tanya atau melirik akan proyek kereta api di Kalsel, yakni Kingdom dari Cina.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Nafarin, Senin (12/10/2020), menjelaskan, Pemprov Kalsel endapatkan kepercayaan dari calon investor asal Cina untuk bisa merealisasikan mega proyek jalur rel kereta api jalur Banjarmasin-Kabupaten Tabalong.
"Meskipun program tersebut telah dicanangkan sejak tahun 2017, namun saat ini pihak pempovr masih terus berupaya agar realisasi pembangunan jalur rel kereta bisa secepatnya terwujud. Demi, memenuhi permintaan dari masyarakat Kalsel," ujar Kepala DPMPTSP Kalsel ini kepada Banjarmasinpost.co.id.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah, membenarkan ada calon investor yang bertanya-tanya terkait perkeretaapian.
"Kami informasikan bahwa program kereta api ini kajiannya sudah lengkap. Trase Tanjung-Banjarmasin sepanjang 213 kilometer. Proyek ini kami jelaskan diperlukan Rp 24 triliun. Sampai sekarang masih belum ada informasi lanjutannya," kata dia.
Baca juga: Jalur Perlintasan Kereta Makin Dimatangkan dari Banjarmasin Hingga Tanjung
Baca juga: Komisi III DPRD HST Sering Tanyakan Wacana Pembangunan Kereta Api, Setahun Bisa Sampai Tiga Kali
Baca juga: Pemprov Kalsel Yakini Konektivitas Perkeretaapian Kalimantan Makin Cepat Terwujud
Baca juga: Sahbirin Ingin Kalimantan Terkoneksi Jalur Kereta Api
Baca juga: Pemerintah Prioritaskan Bangun Rel Kereta Api di Luar Pulau Jawa
Diketahui, rencana pembangunan jalur kereta api telah dibahas Pempov Kalsel dengan Kementerian Perhubungan.
Hasilnya, jalur Banjarmasin-Kabupaten Tabalong menjadi prioritas pertama. Kajian akan jalur transportasi ini sudah selesai pada 2019.
Selanjutnya, ada jalur Banjarmasin-Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah sejauh 194 kilometer yang juga disusulkan.
Proyek jalur kereta api Trans-Kalimantan dilaksanakan Dirjen Perkeretaapian. Program jalur, dibagi beberapa segmen.
Segmen pertama, Tanjung-Paringin Kabupaten Balangan, Kandangan (Hulu Sungai Selatan) dan Rantau (Tapin). Jalur ini sudah menjalani tahap analisa dampak lingkungan (amdal), detail engineering design (DED) dan studi kelayakan.
Segmen dua, Rantau-Martapura (Kabupaten Banjar)-Banjarbaru-Banjarmasin, sudah dilakukan studi kelayakan.
Segmen tiga, Marabahan-AnjirPasar-Wanaraya- Handil Bakti-Sungai Tabuk, amdal dalam pembahasan di kementerian.
Untuk studi kelayakan, pembebasan lahan, pola kontruksi, itu semua kementerian. Dana untuk semua perkeretaapian di Trans-Kalimantan antara Rp 70 triliun dan Rp 79 triliun. Dishub dilibatkan di tim pendampingan dan monitoring.
(Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda)