Penanganan Covid 19
Liburan Panjang, Satgas Covid-19 Nasional Sarankan Hindari Tempat Wisata dan Keramaian
Libur panjang dianggap terbukti berdampak pada kenaikan kasus positif penyebaran Covid-19 tingkat nasional.
Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Menjelang libur panjang pada akhir Oktober mendatang yang mencapai lima hari, Tim Satuan Tugas Penanganan Covid 19 Nasional melalui program Covid-19 Dalam Angka menggelar talk show bertema Antisipasi Penyebaran Covid-19 Saat Liburan.
Belajar dari pengalaman saat libur lebaran dan Hari Kemerdekaan lalu, ternyata, libur panjang dianggap terbukti berdampak pada kenaikan kasus positif penyebaran Covid-19 tingkat nasional.
Saat itu terjadi kenaikan absolut pada Positivity Rate atau hasil tes positif sampai 3,9 persen dalam kurun waktu dua minggu di tingkat nasional.
Sedangkan studi Yilmazkuday (2020) dalam Stay at Home Works to Fight Against COVID-19: International Evidence from Google Mobility Data, dengan menggunakan data dari 130 negara, menunjukkan bahwa 1 persen peningkatan masyarakat yang berdiam di rumah akan mengurangi 70 kasus dan tujuh kematian mingguan.
Baca juga: Update Covid-19 Kalsel : Hari Ini Ada 48 Sembuh, Terbanyak Dari Balangan
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Kabupaten HST Tak Lagi Zona Merah, Kalsel kini di Zona Oranye
Lantas, kegiatan luar rumah atau mobilitas dianggap dapat mempengaruhi penyebaran pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dr Dewi Nur Aisyah dalam talk show yang berlangsung dari Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta secara live yang disiarkan melalui TV Pool dan Radio Pool dengan hak siar yang dapat dipakai untuk seluruh media, Kamis (22/10/2020).
Dipandu oleh host Dr Lula Kamal, Dr Dewi menerangkan tentang potensi liburan yang meningkatkan angka penyebaran Covid 19 di Indonesia. Tentunya pernyataan itu pula bersumber dari data dan pelajaran pada dua kali libur panjang sebelumnya di masa pandemi Covid-19.
Belajar dari wilayah Cina dan Amerika yang memperlihatkan data perpindahan serta mobilitas penduduk. Saat dimana pergerakan penduduk minim dianggap mampu mengurangi potensi penyeberan Covid-19.
"Adanya mobilitas penduduk yang besar akan terjadi potensi penularan. Ketika pergerakan penduduk turun, potensi penularan juga turun," ucap Dr Dewi.
Baca juga: BTalk: Pembelajaran Tatap Muka, Ponpes di Kalsel Berkoordinasi dengan Satgas Covid-19
Baca juga: Covid-19 Melandai, Dinkes Kabupaten Banjar Jalankan Imunisasi Hingga Pemberian Tablet Tambah Darah
Adanya libur panjang kali ini membuat penting pencegahan penularan Covid-19 di masyarakat. Terutama menghindari sejumlah tempat yang berpotensi tinggi penularan Covid-19.
Dr Dewi menyebutkan ada beberapa aktivitas resiko tinggi penularan Covid 19. Di antaranya bepergian ke tempat kerumunan yang ramai pengunjung. Kemudian pergi belanja yang ternyata biasanya ketika libur ramai.
Selain itu, ikut pada pertemuan dan banyak orang dalam ruangan itu. Menghindari adanya parade atau acara berkumpul yang ramai dengan orang.
 
Ia juga mengingatkan pentingnya protokol 3M yang harus dijalankan saat berada dimana pun. Termasuk bertamu.
Tak hanya tempat berpotensi, Dr Dewi juga membeberkan tempat yang harus diwaspadai. Di antaranya tempat ibadah. Ia menyarankan untuk memilih tempat ibadah yang tidak ramai dan patuh pada 3M.
Selain itu menghindari kampanye yang mengundang keramaian dan tempat perbelanjaan baik mall atau pasar tradisional dan tempat transportasi umum serta kerumunan karena bencana alam.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											