Berita Banjarmasin
320 Mahasiswa Koas Fakultas Kedokteran ULM di Rapid Test, Koas Transisi Dimulai 2 November 2020
emeriksaan rapid test tersebut dilakukan terhadap para mahasiswa pendidikan dokter FK ULM yang saat ini menjalani kegiatan akademik keprofesian (Koas)
Penulis: Achmad Maudhody | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sebanyak 320 mahasiswa pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menjadi peserta pemeriksaan screening rapid test covid-19 di Kampus FK ULM, Jalan Veteran, Banjarmasin.
Dibagi menjadi dua gelombang, kurang lebih 160 mahasiswa menjalani pemeriksaan pada Jumat (23/10/2020), sedangkan sisanya dijadwalkan pada Sabtu (24/10/2020).
Namun ada 2 orang mahasiswi yang tidak diikutkan pemeriksaan rapid test karena sedang dalam kondisi hamil sehingga dinilai tergolong berisiko tinggi dan diminta untuk menunda pemeriksaan.
Baca juga: Daftar Gaji Asisten Artis Inul Daratista, Ashanty, Gisella Sampai Dewi Perssik, Kalahkan PNS!
Baca juga: Sebab Utama Lesti Kejora dan Anak Iis Dahlia Tak Akrab Lagi, Bukan Rizky Billar dan Rizki DA
Baca juga: Sosok Rama Nuraini Istri Pertama Vicky Prasetyo Muncul, Tudingan Angel Lelga Terbantahkan
Menggunakan ruangan Laboratorium Faal Farmakologi, satu persatu peserta pemeriksaan mengisi data untuk selanjutnya diambil sampel darahnya oleh petugas medis ber-alat pelindung diri (APD) lengkap.
Satu persatu tabung sampel darah terisi untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Menurut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FK ULM, dr, Edyson, M.Kes, metode rapid test yang digunakan adalah imunoglobulin.
Dijelaskan Edyson, pemeriksaan rapid test tersebut dilakukan terhadap para mahasiswa pendidikan dokter FK ULM yang saat ini menjalani kegiatan akademik keprofesian (Koas).
Mahasiswa yang hasil rapid test nya non-reaktif dijadwalkan untuk bisa mengikuti aktivitas Koas masa transisi secara langsung di Rumah Sakit (RS) mulai Senin (2/11/2020) mendatang.
Sedangkan yang hasilnya reaktif, maka akan diminta untuk beristirahat dan dijadwalkan untuk melakukan rapid test susulan.
Masa Koas transisi kata Edyson diberlakukan sebagai langkah beradaptasi mengingat ada aspek-aspek akademik keprofesian yang harus dilakukan secara langsung oleh mahasiswa dan tidak bisa digantikan melalui metode Koas daring.
Apalagi, tidak ada pihak yang bisa menjamin hingga kapan pandemi Covid-19 masih akan berlangsung.
"Ada yang tidak bisa dilakukan daring untuk memenuhi kompetensi afektif yaitu berkaitan dengan sikap dan perilaku, lalu psikomotor terkait keterampilan dalam penanganan pasien. Ini tidak bisa daring harus dilakukan berhadapan dengan pasien. Bagi seorang dokter kompetensi ini harus dipenuhi, jika tidak akan makin terlambat," kata Edyson.
Pelaksanaan Koas transisi menurutnya merupakan pilihan yang ditawarkan kepada mahasiswa dan bagi mahasiswa yang ingin mengikutinya, harus mendapat persetujuan dari orangtua.
Edyson juga mengingatkan para mahasiswa agar saat menjalankan aktivitas Koas transisi memperhatikan tiga hal penting.
