Berita Kalteng
Kenaikkan Harga Makanan dan Minuman Palangkaraya dan Sampit Picu Inflasi di Kalteng
Kota Sampit dan Palangkaraya Kalteng mengalami inflasi yang salah satunya akibat kenaikan harga kelompok makanan.
Penulis: Fathurahman | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST CO.ID, PALANGKARAYA - Kota Sampit dan Palangkaraya Kalteng mengalami inflasi yang salah satunya akibat kenaikan harga kelompok makanan.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Kalteng, Akhmad Tantowi, Senin (2/11/2020) mengungkapkan, dari 90 Kota Pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) Nasional, 66 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi.
Dia mengungkapkan, Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga (1,04 persen) dan deflasi tertinggi di Manokwari (1,81 persen).
"Palangkaraya menempati Peringkat ke-62 Kota inflasi di tingkat nasional, sedangkan Sampit menempati peringkat ke-58 kota inflasi," ujarnya yang menyiarkan secara daring.
Baca juga: Wawali Kota Palangkaraya Pimpin Rapat Pengendalian Inflasi Daerah
Baca juga: Arus Barang Diperketat Selama PSBB Palangkaraya Belaku, Berimbas Inflasi di Kalteng
Baca juga: UMP Kalsel Tahun 2021 Tak Naik, Perwakilan Buruh: Faktor Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Diabaikan
Inflasi di Palangkaraya mencapai 0,02 persen yang dipengaruhi peningkatan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebanyak 0,60 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,10 persen)
dan kelompok kesehatan 0,06 persen.
"Inflasi di Sampit 0,04 persen dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga kelompok makanan, minuman,
dan tembakau sebanyak 0,31 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,15 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,14 persen," ujarnya.
Berdasarkan dua kota acuan Palangkaraya dan Sampit untuk Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi 0,02 persen, laju inflasi tahun kalender 0,15 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun 1,05 persen. (banjarmasinpost.co.id / faturahman)