Wabah Corona di Kalsel

Masih Zona Oranye, Kadisdik Kalsel Belum Restui Pembelajaran Tatap Muka

Melihat perkembangan Covid-19 dari peta bahwa masih Kalsel zona oranye, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimatan Selatan

Penulis: Nurholis Huda | Editor: M.Risman Noor
banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi
Kadisdik Kalsel, HM Yusuf Effendi 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Melihat perkembangan Covid-19 dari peta bahwa masih Kalsel zona oranye, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimatan Selatan masih tidak merekomendasikan penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Berdasarkan data per 7 November lalu hasil koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, Kabupaten/Kota di Kalsel masih berstatus zona orange, sehingga tidak  memungkinkan untuk dilakukan mengajar secara tatap muka," kata 

Kepala Disdikbud Kalsel Yusuf Effendi, saat ditemui awak media, Kamis (12/10/2020) siang. 

Sebab selama Pandemi Covid-19 saat ini, dinilainya masih terlalu berisiko untuk menular kan virus jika metode tersebut dilakukan.

Meski demikian, Yusuf mengakui bahwa pihaknya sendiri telah menyiapkan langkah-langkah apabila pembelajaran tatap muka telah memungkinkan dilaksanakan. Salah satu yang diprioritaskan ialah penerapan protokol kesehatan Covid-19 di masing-masing sekolah.

"Kita juga akan membuat blangko surat pernyataan untuk orang tua siswa, yang menyatakan bersedia anaknya dipertemukan di sekolah. Namun, sementara ini kita masih akan melihat dulu apakah zona di Kalsel bisa bergeser ke zona hijau," urai Yusuf Effendi.

Terkait soal persiapan sekolah bisa saja kedepan jika zona hijau ada, maka teknis protokol kesehatan wajib diterapkan di masing-masing sekolah. 

"Secara garis besar tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan selama ini. Misal setiap sekolah wajib menyiapkan tempat cuci tangan di depan pintu ruang belajar. Selain itu setiap sekolah juga harus menyiapkan alat pengukur suhu badan. Dan saya mengharapkan setiap sekolah setidaknya memiliki setidaknya 3 alat pengecek suhu badan tersebut," urainya.

Baca juga: 1.620 Relawan Jalani Uji klinik 1 dan 2 Vaksin Covid-19 Sinovac, Kondisi Mereka Terbilang Aman

Baca juga: Update Covid-19 Batola : 2 Sembuh dan 13 orang Terkonfirmasi Positif Baru

Bukan hanya itu, Yusuf menekankan bahwa pihak sekolah juga harus menyiapkan masker cadangan, antisipasi jika siswa kehilangan masker atau lupa membawa. Tempat duduk diberi jarak. Setiap rombel di ruang kelas harus dibagi-bagi.

Disediakan juga akses keluar masuknya, sehingga tidak terjadi kerumunan. 

Khusus untuk Sekolah kejuruan atau SMK Dinas Pendidikan Kalsel telah memberikan izin untuk melakukan pembelajaran praktek secara langsung di sekolah, terlebih bagi kejuruan yang prakteknya menggunakan mesin atau peralatan khusus.

"SMK ini kan tidak hanya sekedar teori, tetapi mereka juga harus terampil. Karena itu kami memperkenankan SMK untuk melakukan pembelajaran praktek secara tatap muka, khususnya bagi yang menggunakan mesin atau peralatan khusus. Bagi yang tidak memerlukan mesin prakteknya kami sarankan di rumah saja" papar Yusuf.

Keputusan Disdikbud Kalsel untuk tidak menerapkan metode pembelajaran tatap muka, mencakup seluruh SMA/SMK yang ada di setiap daerah, baik itu berstatus negeri maupun swasta. 

Jika di jenjang TK, SD, SMP,  kapasitas pengambil kebijakan ialah Dinas Pendidikan  Kabupaten Kota  masing-masing daerah. (banjarmasinpost.co.id/nurholis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved