Berita HST

Panitia Pembangunan Pura Agung Datu Magintir Optimistis Bakal Dapat Bantuan APBN, Ini Alasannya

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Saipudin, melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pembangunan Pura Agung Datu

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: M.Risman Noor
Erwan untuk Bpost
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Saipudin, melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pembangunan Pura Agung Datu Magintir (PADM). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Saipudin, melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pembangunan Pura Agung Datu Magintir (PADM) yang terletak di Desa Labuhan, Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.

Kunjungan ini diterima oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Irpani.

Saipudin menjelaskan Monev perlu dilaksanakan. Pasalnya kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui kesesuaian rencana anggaran biaya bantuan dengan mensinkronisasikan fakta-fakta di lapangan.

Hal ini dilakukan, agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran.

"Semoga pembangunan Pura Agung Datu Magintir bisa secepatnya rampung di bangun, sehingga umat Hindu bisa mempergunakannya untuk kegiatan-kegiatan peribadatan dan kegiatan lain’," harapnya.

Ketua PHDI HST, Irpani, optimis jika pembangunan pura akan dibantu negara.

Baca juga: Hijaukan Objek Wisata Riam Bejandi dan Pulau Mas, Kodim Barabai  Tanam 350 Pohon

Baca juga: Dinas Kominfo HST Bersama KPCPEN Gelar Webinar, Ini Programnya

"Dengan adanya kunjungan tersebut, berarti menandakan pembangunan Pura sudah menjadi perhatian serius oleh Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Kemenag Kabupaten HST," katanya.

Dibeberkannya, pembangunan Pura sudah menghabiskan biaya kurang lebih Rp 300 juta. Ia memprediksi pembangunan Pura hingga selesai bisa menghabiskan anggaran Rp 1 miliar.

Dikatakannya, Pura Agung Datu Magintir merupakan satu-satunya Pura di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang telah memenuhi syarat pendirian rumah Ibadah sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan.

Tak cuma itu, menurutnya kedepan Pura Agung Datu Magintir akan menjadi objek Wisata Religi, seperti halnya di Bali. Karena arsitektur pembangunan Pura yang dibangun memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini dikarenakan memakai konsep yang menonjolkan adat istiadat Suku Dayak Meratus yang ada di Desa Labuhan.

Hal tersebut terlihat dengan terbangunnya Pandungkulan (pintu utama,red) dan patung Balian (tokoh spiritual, red).

Ketua Panitia Pembangunan Pura Agung Datu Magintir, Suan yang sekaligus juga merupakan Ketua Adat Desa Labuhan, mengatakan saat ini panitia sedang menyiapkan diri untuk mengumpulkan dana yang akan diperuntukan membangun Parabunan (Candi Bentar) dan tempat duduk.

Ia mengatakan dana yang terkumpul melalui Open Donasi Tahap I yang telah terhimpun sejak tanggal 4 Juni 2019 hinga 9 September 2020 sebesar Rp 293.199.000.

Open Donasi Tahap II yang terhimpun sejak tanggal 21 September sampai 17 November 2020 sebesar Rp 148.579.000.

Selanjutnya bantuan keramik berukuran 40x40 sebanyak 111 dari Kemenag HS.
Sedangkan Dana Punia yang diserahkan melalui Yayasan Vidya Kertajaya Tangerang Banten sebesar Rp 80 juta.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved