Vaksin Covid19

Menteri BUMN Tak Ingin Ketergantungan Impor, Vaksin Merah Putih Masih Perlu Waktu

Erick Thohir menilai produksi vaksin Merah Putih yang masih diteliti saat ini dapat menjadi pengubah situasi alias game changer saat pandemi Covid-19.

Editor: M.Risman Noor
(ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tengah) saat meninjau fasilitas produksi vaksin COVID-19 di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan PT Bio Farma (Persero) telah mampu memproduksi vaksin COVID-19 dengan kapasitas 100 juta vaksin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Vaksin dalam negeri diberi label merah putih belum disebarluaskan. Masih memerlukan waktu.

Namun menurut Menteri BUMN Erick Thohir, Indonesia tidak boleh ketergantungan dengan vaksin luar negeri.

Erick Thohir menilai produksi vaksin Merah Putih yang masih diteliti saat ini dapat menjadi pengubah situasi alias game changer saat pandemi Covid-19.

Vaksin buatan dalam negeri bisa jadi momentum dari ketergantungan pada vaksin impor, menjadi tidak tergantung karena mampu produksi vaksin sendiri di dalam negeri.

Baca juga: Dibanderol Rp 1 Jutaan, Samsung Galaxy A02s Terintegrasi Fitur Samsung Health

Baca juga: Empat Golongan Orang Ini Tak Boleh Divaksin Covid-19, Begini Penjelasannya

"Kemarin, Menkes sudah datang ke Bio Farma dan kita laporkan kita tidak mau tergantung terus vaksin impor, jadi vaksin Merah Putih pun kita adakan dan masih perlu waktu," kata Erick Thohir dilansir dari Antara, Sabtu (9/1/2021).

"Hari ini bersama KPK dan Menkes akan pantau vaksin Merah Putih bersama agar menjadi game changer bangsa kita tidak tergantung vaksin luar negeri saja," kata dia lagi.

Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin virus corona
Ilustrasi vaksin Covid-19, vaksin virus corona (Shutterstock)

Indonesia membentuk konsorsium yang terdiri dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga untuk mempersiapkan vaksin Merah Putih.

Vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan, artinya tidak seluruh virus digunakan, tetapi hanya bagian tertentu dari virus yang dianggap penting, kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen.

Selain itu, Indonesia akan menerima vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku (bulk) sebanyak 15 juta dosis yang selanjutnya akan diproduksi oleh Bio Farma. "Kita menyiapkan produksi 250 juta dosis.

Keputusan itu kita ambil di bulan April dan alhamdullilah Desember ini kesiapannya menjadi 250 juta, 100 juta sudah dapat sertifikat BPOM, dan insya Allah 150 juta dapat lagi bulan Maret 2021, jadi totalnya 250 juta," tambah Erick.

Baca juga: 3 Cara Klaim Token Listrik Gratis Januari 2021, Klik Stimulus.pln.co.id, WA 08122123123 & PLN Mobile

BPOM telah memberikan sertifikat perizinan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau izin untuk memulai produksi obat dan vaksin Covid-19 kepada Bio Farma. 

"Bahan baku yang akan datang pertengahan Januari ini, di mana Presiden sudah menugaskan Januari ini mendistribusikan 5,8 juta dosis, Februari sebanyak 10,4 juta, dan Maret 13,3 juta untuk memproduksi bahan baku vaksin menjadi vaksin," ungkap Erick.

Erick Thohir mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sebuah sistem untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 ke seluruh penjuru Indonesia.

Nantinya, pergerakan vaksin tersebut bisa dipantau dari tempat produksi hingga ke wilayah yang dituju.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 9 Januari 2021 Turun Rp 15.000, Kini Rp 954.000 Per Gram

“Bagaimana dari vial, dari boks sampai ke mobil itu semua ada QR code-nya dan bisa dipantau perjalanannya secara detail,” ujar Erick Thohir.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved